Kiai kharismatik yang juga Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Dimyati Rois meninggal dunia pada Jumat, pukul 01.13 WIB di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Jawa Tengah.

Staf Khusus Wakil Presiden yang juga merupakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas berduka atas wafatnya Mustayar PBNU K.H. Dimyati Rois, Jumat.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya amat kehilangan atas berpulangnya Mbah Dim," ujar Robikin dihubungi di Jakarta, Jumat.

Robikin mengenang K.H. Dimyati Rois sebagai sosok kiai kharismatik yang sederhana, yang menjadi "mata air" bagi banyak kalangan.

"Beliau merupakan 'mata air' bagi segenap lapisan masyarakat, petani hingga pejabat negeri. Teruntuk K.H. Dimyati Rois Al-Fatihah," kata Robikin.

Selain Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Dimyati Rois adalah Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mustasyar adalah kumpulan kiai sepuh dan ulama penasihat organisasi.

Mbah Dim sendiri merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Mbah Dim lahir di Bulakamba, Brebes, 5 Juni 1945.

Ia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Sebelum itu, ia juga ngangsu kaweruh (mencari ilmu) di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah selama belasan tahun.
 
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kader PKB diminta gelar sholat gaib atas wafatnya KH Dimyati Rois

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022