Mukomuko (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko,
Provinsi Bengkulu, memberikan penyuluhan tentang penyakit demam berdarah
dengue dan malaria serta sumber penyebabnya, kepada para siswa di empat
sekolah dasar di daerah itu.
"Kita beri penyuluhan di empat sekolah dasar dalam Kecamatan Kota Mukomuko, tentang penyakit demam berdarah dengue (DBD), malaria, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Madri di Mukomuko, Jumat.
Ia menjelaskan dalam penyuluhan itu, langsung dilakukan survei jentik nyamuk untuk melihat wadah perkembangbiakan nyamuk di empat sekolah tersebut.
Kalau dalam survei ada yang positif jentik nyamuk DBD, katanya, langkah selanjutnya melapor ke provinsi setempat agar dilakukan survei ulang untuk memastikan kebenarannya.
Selain itu, kata dia, bisa juga dilakukan pengasapan atau fogging fokus, meskipun cara itu tidak efektif lagi untuk membunuh sumber penyebaran DBD, namun untuk membasmi induknya.
Terkait kegiatan penyuluhan di sekolah, kata dia, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia.
"Kalau pelaksanaan kegiatan memperingatinya bisa sebelum dan sesudah," ujarnya.
Ia menerangkan pihaknya memilih siswa sebagai sasaran penyuluhan, guna mengarahkan anak agar mengerti penyakit malaria dan DBD, karena terkait dengan PHBS. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Kita beri penyuluhan di empat sekolah dasar dalam Kecamatan Kota Mukomuko, tentang penyakit demam berdarah dengue (DBD), malaria, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Madri di Mukomuko, Jumat.
Ia menjelaskan dalam penyuluhan itu, langsung dilakukan survei jentik nyamuk untuk melihat wadah perkembangbiakan nyamuk di empat sekolah tersebut.
Kalau dalam survei ada yang positif jentik nyamuk DBD, katanya, langkah selanjutnya melapor ke provinsi setempat agar dilakukan survei ulang untuk memastikan kebenarannya.
Selain itu, kata dia, bisa juga dilakukan pengasapan atau fogging fokus, meskipun cara itu tidak efektif lagi untuk membunuh sumber penyebaran DBD, namun untuk membasmi induknya.
Terkait kegiatan penyuluhan di sekolah, kata dia, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia.
"Kalau pelaksanaan kegiatan memperingatinya bisa sebelum dan sesudah," ujarnya.
Ia menerangkan pihaknya memilih siswa sebagai sasaran penyuluhan, guna mengarahkan anak agar mengerti penyakit malaria dan DBD, karena terkait dengan PHBS. (Antara)
Editor : Helti Marini S
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014