Jakarta (ANTARA) - Konsultan respirologi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Darmawan B. Setyanto, Sp.A (K), membantah isu penyakit tuberkulosis yang diderita oleh anak-anak tidak berpotensi menular kepada orang lain.
“Ketika ada pernyataan TB tidak menular, itu anak yang mana dulu? Karena kalau dibuat simpel seolah-olah berlaku umum, karena dari bayi sampai ABG (anak baru gede) tidak menular, itu salah,” kata dr. Darmawan B. Setyanto, Sp.A (K) dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu.
Darmawan menuturkan masyarakat tidak bisa memukul rata tiap kasus TB yang terlacak pada usia anak-anak. Hal itu disebabkan spektrum dari penyebutan usia anak amat sangat ekstrem dan luas.
Menurut dia, seseorang dikatakan masih anak-anak, bila ia merupakan bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari satu kilogram sampai remaja dengan berat badan 100 kilogram.
Jika dikaitkan dengan isu tersebut, Darmawan menjelaskan semakin kecil umur seseorang, maka secara umum potensi penyakit TB untuk menulari orang lain semakin kecil. Sebaliknya, jika usia anak atau remaja semakin bertambah maka potensi penularannya lebih besar sama seperti usia dewasa.
Selain usia, Darmawan mengingatkan agar orang tua juga mencermati data-data penunjang kesehatan lainnya agar tidak salah paham atau menyamaratakan kondisi penderita TB.
Penyakit tuberkulosis atau TB, yang dapat menyerang siapa saja, adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Organ dalam tubuh yang bisa terserang TB antara lain ialah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Penularan TB berlangsung melalui udara, ketika kuman TB yang berada di udara terhirup orang lain. Salah satu bentuk penularan TB adalah ketika penderita batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara melalui droplet.
Hari Tuberkulosis Dunia diperingati setiap 24 Maret.