Warga di Desa Pagur, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara dibuat resah oleh kemunculan harimau di areal perkebunan masyarakat di wilayah itu.

Sekretaris Desa Pagur, Muhammad Taqwa di Panyabungan, Kamis, mengatakan, dalam dua pekan terakhir ini tercatat sudah tiga kali harimau tersebut muncul di areal perkebunan warga.

"Dalam dua pekan ini tercatat sudah tiga kali terlihat oleh warga. Yang pertama pada tanggal (27/6) pagi, kemudian pada Rabu (6/7) sore dan terakhir, Rabu (13/7)", ujarnya.

Taqwa menyebut, kemunculan harimau tersebut pertama kali dilihat oleh warga yang bernama Lahuddin di wilayah Banjar Paran Bira atau sekitar 3 KM dari perkampungan warga. Saat itu, satwa harimau tersebut terlihat hendak melintas.

Kemudian, di daerah Banjar Namumbang atau sekitar 4 KM dari areal permukiman warga dan ketiga kalinya di daerah Simpang Pagur.

Ia menyampaikan, kehadiran satwa langka itu telah membuat warga menjadi resah dan ketakutan, apalagi mayoritas mata pencaharian masyarakat di desa itu merupakan petani kebun.

"Dengan sering munculnya harimau tersebut, sebahagian warga saat ini sudah takut untuk berusaha ke kebun. Meskipun begitu, sebahagian warga juga masih ada yang nekad pergi ke kebun," katanya.

Menanggapi adanya konflik Harimau dengan manusia tersebut, Plt Kasi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat, KPH VIII Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Zulham Afandi yang di konfirmasi menyampaikan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kasus konflik Harimau dengan manusia itu.

Di antaranya, adalah melakukan sosialisasi, pemasangan kamera trap dan membuat dentuman untuk menghalau satwa tersebut.

"Yang pertama, kami dari tim gabungan yang terdiri dari TNBG dan KPH dan masyarakat telah memasang dentuman untuk menghalau satwa itu. Kemudian, memasang kamera trap di beberapa tempat yang kita anggap sebagai rute jalan Harimau," sebut Zulham.

Pewarta: Juraidi dan Holik

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022