Roma, (Antara/AFP) - Novak Djokovic bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan juara bertahan sekaligus juara tujuh kali Rafael Nadal, untuk menjuarai Roma Masters berkat kemenangan 4-6, 6-3, 6-3 pada Minggu.
Petenis peringkat dua dunia asal Serbia Djokovic memenangi gelar ketiganya di lapangan tanah liat berwarna merah di Roma, setelah menjuarainya pada 2008 dan 2011, yang disebut terakhir juga didapatnya setelah meraih kemenangan atas rival Spanyolnya tersebut.
Kemenangan pada Minggu juga merupakan gelar Masters ke-19 bagi Djokovic dan kemenangan ke-19nya atas Nadal dari 41 pertemuan.
Nadal bertekad memperpanjang rekor tujuh gelarnya di ibukota Roma.
Namun meski tampil dominan pada set pertama, sang petenis peringkat satu dunia itu melakukan beberapa "unforced error" pada permainannya, ketika Djokovic melancarkan serangan balik yang membuat dirinya berada di tempat terdepan untuk memenangi gelar pertamanya menjelang Prancis Terbuka.
Nadal mengakui tiga pertandingan berat pekan ini telah mengosngkan tangki bahan bakarnya untuk final, namun petenis Spanyol itu mengakui Djokovic memang tidak dapat ditaklukkan pada hari ini.
"Ia merupakan salah satu yang terbaik di dunia, ia bermain dengan hebat," kata petenis Spanyol itu, yang sekarang telah kalah pada tiga pertandingan di musim lapangan tanah liat untuk pertama kalinya sejak 2004.
"Saya bermain bagus selama beberapa saat, saya mendapatkan peluang melalui momen-momen saya, namun saya dapat melakukan lebih baik dengan sedikit lebih banyak energi pada sejumlah kesempatan. Kaki-kaki saya tidak menjawab saya setelah pekan yang berat."
Nadal menambahi, "Saya mampu menemukan hal-hal positif sepanjang turnamen, namun saya memainkan tiga pertandngan yang sangat berat pada pekan ini dan itu sulit secara fisik. Saya sedikit kelelahan."
Nadal memasuki final Minggu dengan harapan dapat memenangi gelar Roma kedelapannya di Foro Italico setiap tahun sejak 2005, kecuali pada 2008 dan 2011.
Ia mengunci tiketnya ke final dengan kemenangan atas unggulan. ke12 Grigor Minitrov asal Bulgaria, sedangkan Djokovic mengalahkan petenis Kanada Milos Raonic.
Kelihatannya ini akan menjadi hari milik Nadal ketika ia mematahan serve petenis Serbia itu sebanyak dua kali, untuk unggul pada set pembuka, di mana ia menang 6-4 ketika Djokovic melakukan sejumlah "unforced error."
Bagaimanapun, Djokovic memperbaiki penampilannya pada awal set kedua, mematahkan serve-serve Nadal pada awal game kedua.
Nadal mengepalkan tangannya untuk memberi lebih harapan ketika ia menggagalkan serve kelima pada game ini dan memberi lebih banyak pada game kelima ketika ia mematahkan serve lawannya untuk imbang 3-3.
Namun petenis 27 tahun itu melepaskan pengambalian forehand yang terlalu panjang pada game selanjutnya, untuk membuar Djokovic mendapat break dan unggul 4-2.
Djokovic memaksimalkan permainan servenya dan dengan Nadal yang kesulitan untuk kembali mematahkan serve petenis Spanyol, sekaligus mengunci kemenangan.
Penerjemah A.R.A Adipati
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
Petenis peringkat dua dunia asal Serbia Djokovic memenangi gelar ketiganya di lapangan tanah liat berwarna merah di Roma, setelah menjuarainya pada 2008 dan 2011, yang disebut terakhir juga didapatnya setelah meraih kemenangan atas rival Spanyolnya tersebut.
Kemenangan pada Minggu juga merupakan gelar Masters ke-19 bagi Djokovic dan kemenangan ke-19nya atas Nadal dari 41 pertemuan.
Nadal bertekad memperpanjang rekor tujuh gelarnya di ibukota Roma.
Namun meski tampil dominan pada set pertama, sang petenis peringkat satu dunia itu melakukan beberapa "unforced error" pada permainannya, ketika Djokovic melancarkan serangan balik yang membuat dirinya berada di tempat terdepan untuk memenangi gelar pertamanya menjelang Prancis Terbuka.
Nadal mengakui tiga pertandingan berat pekan ini telah mengosngkan tangki bahan bakarnya untuk final, namun petenis Spanyol itu mengakui Djokovic memang tidak dapat ditaklukkan pada hari ini.
"Ia merupakan salah satu yang terbaik di dunia, ia bermain dengan hebat," kata petenis Spanyol itu, yang sekarang telah kalah pada tiga pertandingan di musim lapangan tanah liat untuk pertama kalinya sejak 2004.
"Saya bermain bagus selama beberapa saat, saya mendapatkan peluang melalui momen-momen saya, namun saya dapat melakukan lebih baik dengan sedikit lebih banyak energi pada sejumlah kesempatan. Kaki-kaki saya tidak menjawab saya setelah pekan yang berat."
Nadal menambahi, "Saya mampu menemukan hal-hal positif sepanjang turnamen, namun saya memainkan tiga pertandngan yang sangat berat pada pekan ini dan itu sulit secara fisik. Saya sedikit kelelahan."
Nadal memasuki final Minggu dengan harapan dapat memenangi gelar Roma kedelapannya di Foro Italico setiap tahun sejak 2005, kecuali pada 2008 dan 2011.
Ia mengunci tiketnya ke final dengan kemenangan atas unggulan. ke12 Grigor Minitrov asal Bulgaria, sedangkan Djokovic mengalahkan petenis Kanada Milos Raonic.
Kelihatannya ini akan menjadi hari milik Nadal ketika ia mematahan serve petenis Serbia itu sebanyak dua kali, untuk unggul pada set pembuka, di mana ia menang 6-4 ketika Djokovic melakukan sejumlah "unforced error."
Bagaimanapun, Djokovic memperbaiki penampilannya pada awal set kedua, mematahkan serve-serve Nadal pada awal game kedua.
Nadal mengepalkan tangannya untuk memberi lebih harapan ketika ia menggagalkan serve kelima pada game ini dan memberi lebih banyak pada game kelima ketika ia mematahkan serve lawannya untuk imbang 3-3.
Namun petenis 27 tahun itu melepaskan pengambalian forehand yang terlalu panjang pada game selanjutnya, untuk membuar Djokovic mendapat break dan unggul 4-2.
Djokovic memaksimalkan permainan servenya dan dengan Nadal yang kesulitan untuk kembali mematahkan serve petenis Spanyol, sekaligus mengunci kemenangan.
Penerjemah A.R.A Adipati
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014