Langkat, Sumut (Antara) - Pecinta lingkungan di kabupaten Langkat Sumatera Utara, berharap instansi terkait dapat menghentikan pengerusakan hutan mangrove (bakau) di kecamatan Brandan Barat, yang diolah menjadi arang.
    
"Harus ada tindakan nyata menghentikan pengerusakan hutan mangrove," kata Presedium Region Sumatera Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Tajruddin Hasibuan, di Pangkalan Brandan, Minggu.
    
Dirinya merasa khawatir dengan pengerusakan yang dilakukan berbagai oknum terhadap kawasan hutan mangrove yang sudah dihijaukan, akibat dari beroperasinya berbagai pabrik arang yang ada di kawasan itu.
    
Bila tidak dihentikan maka hutan mangrove yang sudah dihijaukan KNTI bersama nelayan, akan semakin punah kembali, untuk itu harus ada tindakan tegas dari aparat Kehutanan dan Perkebunan Langkat, maupun juga aparat yang berwajib.
    
"Pemkab Langkat harus benar-benar serius mengawasi kerusakan hutan mangrove diakibatkan adanya pabrik arang yang sekarang beroperasi dikawasan itu," tegasnya.
    
Tajruddin juga mengungkapkan bahwa ada seluas 295 hektare tanaman mangrove yang sudah dihijaukan kembali "terancam punah" karena keberadaan pabrik arang yang ada disana.

Kita tidak menginginkan pekerjaan yang menguntungkan nelayan tradisional akhirnya rusak dan punah karena kayu mangrove ditebangi untuk dijadikan arang," ungkap Tajruddin.

Secara terpisah Sekretaris Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat Lantera Institute Kabupaten Langkat Heri Widiyanto menjelaskan bahwa harus ada tindakan serius dari aparat kehutanan dan perkebunan untuk menyelamatkan hutan mangrrove.

Bila tidak maka hutan mangrove yang sudah dihijaukan itu, akan kembali punah dan rusak akibat keberadaan dapur arang, seperti beberapa tahun sebelumnya.

"Upaya nyata dengan tindakan tegas menghentikan beroperasinya seluruh dapur arang, maka hutan mangrove akan terselamatkan, bila tidak akan kembali punah seperti beberapa tahun yang lalu," tegasnya.
    
Heri Widiyanto sangat mendukung upaya penghijauan kembali hutan mangrove yang dilakukan nelayan maupun KNTI di Brandan Barat itu, dan berharap agar nelayan lainnya juga dibeberapa kawasan yang mempunyai kawasan hutan mangrove dapat melakukan penghijauan.

"Penghijauan kawasann mangrove akan memberikan nilai tambah buat pendapatan nelayan, dan itu harus dilakukan terus menerus agar ekonomi nelayan semakin meningkat," katanya.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014