Fortaleza (Antara/AFP) - Kasih sayang antar saudara akan dilupakan pada Sabtu ketika pemain Jerman Jerome Boateng kembali menghadapi saudara tirinya di Piala Dunia, di mana pemain Ghana Kevin-Prince Boateng memprediksi itu akan menjadi "pertandingan sampai mati."

Kedua saudara tiri itu lahir di Berlin dari ibu yang berbeda, namun pada 2009, Kevin-Prince (27) yang bermain untuk Schalke, memilih untuk memperkuat negara ayahnya.

Kembalinya ia ke Ghana dipicu oleh kekecewaan minimnya kesempatan bermain di timnas senior, bahkan meski kedua pemain itu hanya mencatatkan satu penampilan di timnas Jerman U-21 yang sama.

Kedua bersaudara ini hidup normal dan berkomunikasi setiap hari melalui SMS atau telepon, namun hubungan itu untuk sementara diputus ketika mereka bersiap untuk pertandingan di Fortaleza di Grup G.

"Kami belakangan ini tidak saling menghubungi, masing-masing berkonsentrasi pada diri sendiri," kata pemain Bayern Munich Jerome Boateng.

Pemain 25 tahun itu akan menghadapi Ghana dengan menggunakan perban pada tangan kanannya setelah mengalami robek pada ligamen ibu jari saat Jerman menang 4-0 atas Portugal di pertandingan pembukaan.

Ini bukan pertama kalinya kedua pemain itu saling bertanding di Piala Dunia.

Di Afrika Selatan, mereka menorehkan rekor dengan menjadi dua pemain bersaudara pertama yang saling bertarung di putaran final Piala Dunia.

Jerman yang tampil gugup membutuhkan gol Mesut Ozil di babak kedua untuk mengunci kemenangan 1-0 atas Ghana di Johannesburg, setelah kekalahan mengejutkan dari Serbia, ketika kedua tim itu mencapai fase gugur.

Empat tahun kemudian, Jerman terlihat mampu menjaga cengkeraman mereka di grup setelah menghancurkan Portugal, namun Kevin-Prince memanaskan suasana menjelang pertandingan.

"(Pertandingan) itu akan terlihat seperti Roma di masa lampau. Akan ada orang-orang yang mengelilingi lapangan, yang ingin melihat kedua tim bertarung," kata bintang Schalke 04 itu kepada majalah Jerman Sport Bild.

"Tim yang lebih menginginkannya akan menang dan kami akan bertarung sampai mati saat melawan Jerman."

Terdapat saat-saat buruk di antara kedua pemain bersaudara ini sebelum Piala Dunia terakhir, ketika tekel keras Kevin-Prince Boateng di final Piala FA antara Portsmouth dan Chelsea membuat kapten Jerman Michael Ballack absen dari turnamen empat tahunan itu.

"Saat itu tentu saja terdapat perdebatan-perdebatan di antara kami," ungkap Kevin-Prince.

Kedua bersaudara itu tumbuh di distrik Wedding yang keras di Berlin, dan keduanya sempat mengalami masalah kepercayaan diri, namun Kevin-Prince lebih dulu menarik perhatian.

Sebagai anak-anak berusia tujuh tahun, ia sukses memainkan pertandingan untuk memperebutkan satu tempat di tim muda Hertha Berlin dengan menggunakan sepatu boot Wellington, yang merupakan sepatu favoritnya saat itu.

Dan dalam wawancara dengan majalah sepak bola Jerman 11Freunde, Boateng dengan gembira pernah mengaku, "Ya, saya merupakan pesepak bola terbaik di dunia."

Setelah sempat bermain di Tottenham Hotspur dan AC Milan, Kevin-Prince yang menggemari seni tato berupaya menghapus citra sebagai anak nakal dan menjadi seorang ayah.

Ia tampil sebagai pemain pengganti saat negaranya kalah 1-2 dari AS pada Senin.

Sebaliknya, pelatih Jerman Joachim Loew memuji Jerome setelah mampu menjinakkan pemain terbaik dunia Cristiano Ronaldo, ketika Thomas Mueller menorehkan trigol saat melawan Portugal.

Apapun hasil pertandingan Sabtu, setidaknya akan ada satu anggota keluarga Boateng yang berbahagia.

"Bagi saya, ini merupakan pertandingan termudah," kata Prince Boateng kepada harian Jerman TZ.

"Apapun hasilnya, saya hanya mampu menang. Satu-satunya harapan saya adalah tidak ada yang terluka," katanya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014