Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan penguasaan teknologi produksi sorgum penting dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan.
"Dampak pandemi COVID-19 masih terasa, serta diperparah dengan perang Rusia-Ukraina semakin mengganggu penyediaan pangan dan energi dunia. Untuk itu, perlu alternatif solusi, dan penguasaan teknologi produksi sorgum ini menjadi penting dalam mengantisipasi krisis pangan,” kata Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Handoko menuturkan sorgum bisa menjadi alternatif dalam menghadapi krisis pangan karena kandungan nutrisinya memiliki kadar protein lebih tinggi dibandingkan dengan beras. Namun, itu perlu didukung dengan penguasaan teknologi produksi sorgum, sehingga penguatan riset ke arah sana menjadi penting.
Ia mengatakan pengembangan dan pemanfaatan sorgum juga dapat menjadi alternatif pengganti gandum untuk mengurangi impor gandum.
BRIN berkomitmen untuk mendukung kedaulatan pangan melalui kegiatan riset dan inovasi seperti optimalisasi produktivitas pangan, dan menghasilkan varietas unggul.
Sementara itu, Ketua Majelis Profesor Riset BRIN Bambang Subiyanto mengatakan sorgum sebagai komoditas yang memiliki daya adaptasi luas khususnya pada lahan marjinal dengan tingkat kesuburan rendah sehingga tidak akan mengganggu produksi komoditas pangan lainnya yang sudah ada.
“Walaupun secara genetik sorgum memiliki ketahanan pada kondisi ekstrem, teknologi pengelolaan tanaman juga berperan dalam menghasilkan produksi yang optimal,” ujar Bambang yang juga peneliti di Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN.
Ia menuturkan teknologi pengelolaan tanaman sorgum harus diperkuat, meliputi penyediaan benih berkualitas dari varietas unggul, penerapan teknologi budidaya sesuai kebutuhan tanaman dan spesifik lingkungan, pengelolaan panen dan pascapanen yang tepat serta pengembangan aneka ragam produk olahan sorgum.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN: Kuasai teknologi produksi sorgum antisipasi krisis pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
"Dampak pandemi COVID-19 masih terasa, serta diperparah dengan perang Rusia-Ukraina semakin mengganggu penyediaan pangan dan energi dunia. Untuk itu, perlu alternatif solusi, dan penguasaan teknologi produksi sorgum ini menjadi penting dalam mengantisipasi krisis pangan,” kata Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Handoko menuturkan sorgum bisa menjadi alternatif dalam menghadapi krisis pangan karena kandungan nutrisinya memiliki kadar protein lebih tinggi dibandingkan dengan beras. Namun, itu perlu didukung dengan penguasaan teknologi produksi sorgum, sehingga penguatan riset ke arah sana menjadi penting.
Ia mengatakan pengembangan dan pemanfaatan sorgum juga dapat menjadi alternatif pengganti gandum untuk mengurangi impor gandum.
BRIN berkomitmen untuk mendukung kedaulatan pangan melalui kegiatan riset dan inovasi seperti optimalisasi produktivitas pangan, dan menghasilkan varietas unggul.
Sementara itu, Ketua Majelis Profesor Riset BRIN Bambang Subiyanto mengatakan sorgum sebagai komoditas yang memiliki daya adaptasi luas khususnya pada lahan marjinal dengan tingkat kesuburan rendah sehingga tidak akan mengganggu produksi komoditas pangan lainnya yang sudah ada.
“Walaupun secara genetik sorgum memiliki ketahanan pada kondisi ekstrem, teknologi pengelolaan tanaman juga berperan dalam menghasilkan produksi yang optimal,” ujar Bambang yang juga peneliti di Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN.
Ia menuturkan teknologi pengelolaan tanaman sorgum harus diperkuat, meliputi penyediaan benih berkualitas dari varietas unggul, penerapan teknologi budidaya sesuai kebutuhan tanaman dan spesifik lingkungan, pengelolaan panen dan pascapanen yang tepat serta pengembangan aneka ragam produk olahan sorgum.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN: Kuasai teknologi produksi sorgum antisipasi krisis pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022