Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan komoditas sorgum dan jagung bisa menjadi alternatif pangan untuk dapat menghadapi dan beradaptasi pada kenaikan suhu akibat perubahan iklim.
Menurut Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha sorgum dan jagung dinilai lebih tahan terhadap suhu ekstrem serta lebih hemat air.
"Beberapa komoditas yang mungkin bisa menjadi alternatif adalah tanaman golongan serealia C4 yang lebih tahan terhadap suhu ekstrim dan lebih hemat air. Sebagai contoh tanaman serelia yang sudah umum dikenal yaitu sorgum dan jagung," kata Yudhistira di Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan peralihan komoditas bisa menjadi suatu opsi untuk dapat beradaptasi akibat perubahan iklim, namun hal tersebut harus diikuti dengan perubahan kebiasaan makan yang bisa dilakukan sejak dini dimulai dari anak-anak.
Ia mengatakan selain sorgum dan jagung, beberapa komoditas serelia lain yang belum terkenal juga dapat menjadi bahan pangan pengganti beras, seperti hanjeli (Coix lacrimo-jobi L.) dan jewawut (Setaria italica).
Selain itu Yudhistira menyampaikan upaya adaptasi yang dapat dilakukan lainnya, yakni dengan cara menyiapkan teknologi pertanian yang adaptif terhadap perubahan peningkatan suhu.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui perakitan varietas yang lebih tahan terhadap suhu ekstrim, budidaya yang lebih hemat air, serta melakukan upaya mitigasi melalui pengurangan gas rumah kaca (GRK) di sektor pertanian dengan menerapkan irigasi berselang, dan penggunaan pupuk secara berimbang.
Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan suhu rata-rata Indonesia pada tahun 2100 akan naik sebesar 4 derajat celcius.
BRIN: Sorgum dan jagung jadi alternatif pangan hadapi perubahan iklim
Jumat, 20 Oktober 2023 15:11 WIB 808