Pamekasan (Antara) - Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Jawa Timur, menyayangkan pesta dunia gemerlap atau dugem yang digelar kelompok pemuda di wilayah itu di malam takbiran 1435 Hijriah.

"Seharusnya pesta musik dugem itu dibubarkan, karena ini malam takbiran," kata Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) KAHMI Pamekasan Azis Maulana kepada Antara, Minggu (27/7) malam.

Pesta musim dugem digelar kelompok pemuda di Pamekasan ini di sepanjang Jalan Trunojoyo, Pamekasan. Mereka membawa kendaraan dengan bak terbuka seperti mobil pikap dan truk.

Para pemuda dari berbagai pelosok ini memutar lagu dugem, sambil berjoget ria di tengah jalan. Bahkan beberapa diantara kelompok pemuda ini membuka baju mereka.

Alunan musik dugem terdengar sangat keras, hingga memekakkan telinga.

Azis Maulana mengatakan, seharusnya, petugas membubarkan secara paksa kelompok pemuda yang menggelar pesta dugem dan berjoget ria di tengah jalan raya ini, karena menurutnya, kegiatan seperti itu sama halnya dengan tidak menghargai sama sekali hari raya keagamaan.

"Saya miris dengan kejadian ini, dan tidak seharusnya terjadi, apalagi Kabupaten Pamekasan ini merupakan satu-satunya kabupaten di Madura ini yang menerapkan syariat Islam melalui program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam)," kata Azis Maulana.

Wartawan Antara di Pamekasan melaporkan, joget dengan musik dugem yang digelar pemuda Pamekasan ini mulai sekitar pukul 20.00 WIB, dan hingga pukul 23.40 WIB masih berlangsung. Bahkan pesta musik terpantau kian semarak.

Ada sekitar 10 kelompok yang menggelar pesta dugem di sepanjan Jalan Raya Trunojoyo, Pamekasan ini.

Kelompok pemuda itu diduga berasal dari berbagai pelosok desa. Akibat pesta ini, jalur mudik di Jalan Protokol lumpuh, sehingga petugas terpaksa mengalihkan melalui jalur alternatif.

Tidak terlihat adanya petugas, baik dari kepolisian, maupun Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) serta Satpol PP Pemkab Pamekasan di lokasi pesta musik itu.

Tidak hanya KAHMI, aktivis HMI Cabang Pamekasan juga mengecam pesta musik itu. Selain dinilai sangat tidak pantas, juga sangat bertentangan dengan program Pemkab Pamekasan sebagai kota yang menerapkan syariat Islam.

"Ini bentuk penodaan terhadap syiar Islam," kata Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Moh Khafifi, Minggu malam.

Ia juga mempertanyakan peran petugas dan Pemkab Pamekasan yang terkesan membiarkan pesta musik dugem di Jalan Raya saat malam takbiran itu, karena hingga saat ini belum dibubarkan.

Tidak hanya laki-laki, beberapa orang perempuan juga terlihat bergabung dan berjoget ria dalam pesta itu.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014