Surabaya (ANTARA Bengkulu) - Puluhan penyair dari lima benua akan membaca puisi dalam perhelatan akbar bertajuk "Forum Penyair Internasional Indonesia 2012" di sejumlah lokasi di Surabaya, 10-12 April.

"Forum itu digelar di empat kota di Indonesia, yakni Magelang pada 1-3 April, Pekalongan pada 4-6 April, Malang pada 7-9 April, dan Surabaya pada 10-12 April," kata penggagas acara Hengky Kurniadi di Surabaya, Sabtu.

Menurut Hengky Kurniadi yang juga Wakil Ketua REI Jatim itu, Surabaya mendapat kehormatan dengan menjadi tuan rumah dari puncak forum internasional itu.

"Kehadiran seniman, budayawan, dan penyair dalam forum internasional itu akan mengangkat citra Surabaya sebagai kota internasional, sekaligus mengobati kerinduan warga kota akan kegiatan sastra berskala dunia. Yang jelas, kalau Jatim (Malang/Surabaya) dipilih tentu bukan sembarangan," katanya.

Forum serupa pernah dihelat di Indonesia pada tahun 2002, yakni di Bandung, Solo, dan Makassar. "Tapi, peserta forum kali ini lebih banyak dan buku puisi yang dibaca diterjemahkan dalam tiga bahasa, yakni bahasa asal, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia," katanya.

Apalagi, selain puluhan kurator asing dan Indonesia ada kurator Indonesia yang berasal dari dua kutub puisi yang berbeda, yakni Saut Situmorang dan Afrizal Malna, sehingga puisi hasil kurasi keduanya akan mencerminkan peta sastra di Indonesia yang sesungguhnya.

"Tema yang diangkat dalam forum itu adalah 'What's Poetry?' merupakan ihtiar untuk mempertanyakan kemasakinian kita, misalnya puisi yang ada di blog yang bukan mainstream, lintas gender, dan lintas generasi," katanya, didampingi anggota panitia, Diana AV Sasa.

Ditanya makna puisi dalam kehidupan masyarakat yang ekonomi dan serba sibuk, ia menyatakan puisi adalah oase kehidupan di tengah suasana megapolitan. "Kalau kita suka puisi, maka dunia akan indah dan tidak penuh kekerasan," kata salah seorang pengurus Percasi Jatim itu.

Ia menjelaskan Forum Penyair Internasional Indonesia 2012 di Surabaya akan diawali dengan penyambutan para penyair dari Malang di rumah kediaman Wali Kota Surabaya pada 10 April 2012 pukul 12.00 WIB, lalu mereka akan ke Museum Seni HoS Sampoerna, dan Tugu Pahlawan.

"Pada hari kedua (11/4) akan ada diskusi budaya di Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, keliling kota di Kampung Ampel, dan akhirnya menggelar parade puisi di Gedung Cak Durasim Surabaya yang diiringi musik Sirkus Barock oleh Sawung Jabo," katanya.

Untuk hari ketiga (12/4), katanya, para penyair akan membaca puisi di Universitas Katholik Widya Mandala (UKWM) Surabaya dan berlayar dengan kapal milik Pelindo, lalu hari terakhir (13/4) menulis kesan tentang Surabaya dan akhirnya ke Bandara Juanda untuk pulang.

"Kami memilih UKP dan UKWM untuk menunjukkan kemajemukan di Indonesia itu hal yang biasa dan tidak mengerikan, apalagi mereka sebelumnya sudah mengunjungi Candi Borobudur, Ponpes Tegalrejo, dan Seminari Menengah Mertoyudan yang semuanya di Magelang, lalu ke Klenteng Po An Thian Pekalongan dan UIN Malang," katanya.

Penyair asing antara lain Charl-Pierre Naude (Afrika Selatan), Hagar Peeters (Belanda), Sarah Holland-Batt (Australia), Martin Glaz Serup (Denmark), Gerdur Kristny (Irlandia), Arne Rautenberg (Jerman), Sujata Bhatt (India/AS/Jerman), Nikola Madzirov (Macedonia), Courtney Sina Meredith (Selandia Baru), Bengt Berg (Swedia), dan Chirikure Chirikure (Zimbabwe).

Untuk penyair Indonesia antara lain Akhudiat, Anis Sayidah, Arie MP Tamba, A Mustofa Bisri (Gus Mus), Aslan Abidin, Diah Hadaning, Fikar W Eda, Gracia Asri, Hamdy Salad, Hasta Indriyana, John Waromi, F Azis Manna, Ribut Wijoto, D Zawawi Imron, dan sebagainya.

"Penyair asing yang hadir di Surabaya ada 24 orang, sedangkan penyair Indonesia yang membaca puisi di Surabaya ada tujuh orang, tapi penyair asing yang terlibat dalam Forum Penyair Internasional Indonesia 2012 ada 17 orang dan penyair Indonesia yang terlibat dalam forum itu ada 26 orang," katanya.

(T.E011/M026)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012