Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Ribuan umat Kristen Katolik dan Protestan memadati 31 gereja di Kota Bengkulu untuk merayakan Paskah atau kebangkitan Yesus Kristus pada hari ketiga kematianNya.
    
Sebelum memasuki Paskah, umat Nasrani memperingati Jumat Agung atau wafatnya Isa Almasih pada Jumat (6/4).

Khusus bagi umat Katolik rangkaian Paskah diawali dengan hari Tri Suci atau tiga hari suci yang dimulai dengan Kamis Putih, Jumat Agung dan Misa Malam Paskah pada Sabtu (7/4) malam.

"Lebih dari 5.000 orang umat Nasrani Kota Bengkulu merayakan Paskah hari ini, setelah sebelumnya melakukan perenungan Jumat Agung atau wafatnya Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus dosa semua umat," kata Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Bengkulu Pdt Waharman, Minggu.

Di tengah perayaan yang dominan berlangsung dalam gereja, jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Bengkulu memperingati Paskah dengan ibadah padang, berinteraksi dengan alam di Taman Hutan Raya Rajolelo.

Perayaan diawali dengan ibadah Jalan Salib atau Via Dolorosa (bahasa Latin) yang berarti "Jalan Kesengsaraan" atau "Jalan Penderitaan" adalah sebuah jalan di Kota Yerusalem Kuno.

Jalan ini adalah jalan yang dilalui Yesus sambil memanggul salib menuju Kalvari di Bukit Golgota tempat Ia disalibkan.

Sejumlah pemuda gereja memerankan tokoh Yesus yang memanggul salib dan beberapa prajurit Romawi yang mengawal dan menyiksa Yesus hingga ke Bukit Golgota.

Ibadah yang dipimpin Pdt D Bukit itu dilanjutkan dengan acara basuh kaki mengenang peristiwa yang dilakukan Yesus yang membasuh kaki murid-muridnya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan.

"Ini bukan sekadar ritual tetapi memiliki makna yang lebih dalam, yaitu penebusan," kata Pendeta sebelum membasuh kaki seluruh jemaat.

Setelah diawali Pendeta, para jemaat pun bergantian saling membasuh kaki jemaat yang lain sambil mengucapkan maaf satu dengan yang lain.

Pembasuhan kaki menyimbolkan apa yang akan dihadapi Kristus di atas salib beberapa hari kemudian.

"Ini adalah suatu pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya yang tidak mengerti mengapa guru mereka harus mati. Tanpa penebusan Kristus, tidak mungkin kita mendapat pengampunan dari Allah," tambahnya.

Perayaan Paskah diakhiri dengan makan bersama serta berbagai permainan untuk mempererat persaudaraan. (RNI)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012