Rejanglebong (Antara) - Kalangan petani jagung di Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, saat ini mengeluhkan adanya penurunan harga jual tanaman tersebut dalam sepekan terakhir.

Jamari (43) petani jagung di kawasan Desa Teladan Kecamatan Curup Selatan, Senin mengatakan, saat ini harga jual jagung ditingkat petani turun drastis  yang mana jagung manis hanya Rp1.000.kg, sedangkan jagung hybrida Rp2.500 sampai Rp2.700/kg.

"Turunnya harga jual jagung manis dan jagung hybrida di daerah tersebut kata dia, terjadi sejak pertengahan Agustus lalu," katanya.

Sebelumnya jagung manis  sempat bertahan di kisaran Rp2.000-2.300/kg dan jagung hybrida pipilan berkisar Rp3.500 sampai Rp4.000/kg.

Menurut dia, turunnya harga jual jagung di daerah ini kata dia, karena masuknya jagung manis dari daerah lainnya seperti Jambi, Padang dan beberapa daerah di Provinsi Sumsel.

Jagung manis ini membanjiri pasaran di Kota Bengkulu dan beberapa daerah lainnya yang biasanya menjadi tujuan pemasaran seperti di kota dan kabupaten di Sumsel seperti di Kota Lubuklinggau, Musi Rawas, dan Palembang, akibatnya jagung dari daerah ini harga jualnya terjun bebas.

Hal yang sama juga terjadi pada penjualan jagung pipilan, akibat pengaruh masuknya jagung hybrida dari Provinsi Lampung.

Akibat penurunan harga ini dirinya tambah dia, terancam tidak bisa mengembalikan pinjaman modal untuk pengolahan kebun jagung manis seluas 0,5  hektare yang dikelolanya itu jika harga lagi normal bisa penghasilkan 1,5 sampai dua ton atau berkisar Rp4,5 juta namun saat ini hanya menghasilkan Rp2 juta belum lagi dipotong modal dan biaya pemeliharaan.  

Sementara itu menurut Hariyanto (39) petani sayuran di kawasan Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah, selain jagung manis dan jagung pipilan harga beberapa jenis sayuran lainnya juga turun.

"Selain jagung manis dan jagung hybrida yang turun juga terjadi pada harga sayuran lainnya seperti kol, wortel, sawi pahit yang ditingkatan petani cuma dihargai Rp1.500/kg, kemudian untuk cabai merah yang sebelumnya sempat naik dikisar Rp9.000 saat ini turun menjadi Rp5.000/kg," ujarnya.

Sebelumnya harga sayuran di daerah itu kata dia, mulai menunjukkan peningkatan harga, dimana untuk kol bulat ditingkatan petani harga jualnya sempat naik dikisaran Rp2.500-2.800/kg.

Kemudian sawi pahit dikisaran Rp3.000/kg, wortel sempat naik Rp4.250/kg serta tomat sebelumnya mencapai Rp4.000/kg dan jagung manis yang pada awal bulan puasa Ramadhan lalu sempat bertahan dikisaran Rp3.000-3.500/kg.

Saat ini beberapa jenis sayuran yang masih memiliki harga ditingkatan petani tambah dia, yakni terong yang bertahan dikisaran Rp3.500/kg, kemudian timun Rp3.000/kg, dan brokoli Rp15.000/kg serta cabai rawit yang dihargai pedagang penampung antara Rp9.000 sampai Rp10.000/kg.

Turunnya harga jual sayuran ini kata dia, membuat usaha pertanian di daerah itu mulai melemah mengingat pemasukan tidak seimbang dengan pengeluaran terutama untuk pembelian benih, pupuk dan obat-obatan pertanian yang sebaliknya mengalami kenaikan harga.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014