Rejanglebong (Antara) - Kalangan peternak ayam potong di Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini menjadikan sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Selatan sebagai daerah pemasaran.

"Selain dijual ke Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, juga untuk memenuhi kebutuhan di daerah-daerah lainnya di Sumsel, karena pemasaran di sana jauh lebih stabil ketimbang di wilayah Bengkulu," kata Dedi (30) salah seorang peternak ayam potong di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Jumat.

Perkembangan usaha ternak ayam potong yang telah ditekuninya sejak lima tahun belakangan di daerah itu kata dia, dirintisnya dengan modal sendiri. Kendati jumlah ayam yang dipeliharnya baru sekitar 1.500 ekor, namun hasilnya cukup menjanjikan dengan keuntungan bersih mencapai Rp7 juta hingga Rp10 juta/bulan.

Ayam potong yang dipeliharanya itu saat berusia 40 hari biasa dijualnya kepada para agen ayam potong yang ada di Kota Lubuklinggau dan Musi Rawas dengan harga Rp24.000-25.000 per kilogram, sedangkan di tingkat pedagang pengecer harga ayam ini setelah dipotong bisa mencapai Rp30.000-Rp34.000 per kg.

Sementara itu menurut Yulius (49) pelaku usaha ternak ayam potong yang ada di Desa Belumai Kecamatan Padang Ulak Tanding, saat ini usaha bidang tersebut sedang cerah seiring dengan stabilnya harga ayam di pasaran.

"Harga ayam dipasaran setelah lebaran Idul Fitri 1435 Hijriyah lalu sampai sekarang masih tinggi sehingga peternak bisa menikmati hasilnya. Selama ini harga jual ayam di kandang tidak pernah lebih dari Rp17.000 per kg, tapi sekarang sudah lebih dari Rp20.000 per kg, harga ini cukup setimpal mengingat harga pakan dan obat-obatan juga mengalami kenaikan," ujarnya.

Usaha peternakan miliknya itu kata dia, dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan sistem bapak angkat yakni salah satu perusahaan pakan ternak dari Padang Provinsi Sumatera Barat dengan jumlah bibit ayam mencapai 30.000 ekor.

Pola kemitraan ini, pakan, obat-obatan dan bibit sepenuhnya disuplai perusahaan sedangkan dirinya hanya menyediakan kandang ayam, gudang penampungan pakan serta melakukan pemeliharaan. Jika ayam ini sudah siap panen, maka hasil dari usaha ini dijual ke pihak perusahaan dengan harga yang disepakati.

"Kalau harga ayam saat ini dikandang Rp20.000 atau lebih maka disepakati harga jual ayam yang baru dimasukan sampai siap panen nanti sebesar itu, tapi jika harga ayam turun maka harga awalnya juga akan turun. Jika saat ini harga ayam lagi mahal tapi saat ini mendatangani kontrak harganya masih murah, maka mau tidak mau harus jual dengan harga kesepakatan awal walaupun harga ayamnya lagi mahal," ujarnya.

Produksi ayam potong dari kandang miliknya itu kata dia, untuk memenuhi pelanggan perusahaan mitra peternakannya di wilayah Kota Bengkulu, kemudian Provinsi Sumsel terutama Kota Lubuklingga dan Musi Rawas, kemudian Kota Palembang juga ke Padang dan Jambi.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014