Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Bengkulu mencatat sejak Januari hingga Desember 2022 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari ekspor batu bara mencapai Rp5,6 miliar.
 
"Dari tahun ke tahun, batu bara memang masih menjadi sektor unggulan ekspor karena memang jumlah produksinya yang banyak di Bengkulu," kata kata Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C Bengkulu Ardhani Naryasti di Kota Bengkulu, Jum'at.
 
Ia menyebutkan Provinsi Bengkulu melakukan ekspor batu bara ke berbagai negara seperti India, Filipina, Polandia, dan negara lainnya.
 
Berdasarkan laporan,  kata dia, aktivitas ekspor perusahaan pertambangan batu bara mencapai 119 dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dengan perkiraan kapasitas per tongkang seberat 20 ribu metrik ton.
 
"Kebanyakan perusahaan membawanya memakai tongkang dan dalam satu tongkang itu di bawah berat bersih 20 ribu metrik ton. Beberapa pakai kapal MV. Jadi setahun itu produksinya bisa mencapai jutaan ton," sebutnya.
 
Selain ekspor batu bara, para perusahaan juga melaporkan kegiatan ekspor cangkang sawit dan karet, namun keduanya hanya sedikit memberi andil bagi penerimaan negara dengan penerbitan dokumen PEB masing-masing tiga dokumen.
 
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan nilai ekspor Bengkulu mengalami kenaikan setiap tahunnya, bahkan sejak Januari hingga Oktober 2022 ekspornya mencapai Rp4 triliun.
 
Nilai ekspor pada Oktober 2022 naik sebesar Rp547 miliar jika dibandingkan pada Oktober 2021 yang tercatat sekitar Rp337 miliar.
 
"Nilai ekspor di Provinsi Bengkulu 2022 terus naik dibanding tahun sebelumnya dan pada Oktober 2022 saja mencapai Rp547 miliar lebih," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal.
 
Ia menjelaskan tingginya nilai ekspor Bengkulu dipengaruhi oleh tingginya permintaan batu bara dan komoditi cangkang sawit ke negara ASEAN.
 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022