Van Gaal mengaku terkejut saat MU kalah 5-3 dari Leicester City

Leicester, Inggris (Antara/AFP) - Pelatih Manchester United Louis van Gaal mengaku juga terkejut seperti semua orang di kubunya setelah timnya kalah dengan skor 3-5 dari Leicester City.

MU sepertinya akan merebut kemenangan dalam laga tandang pertama di bawah asuhan pelatih Belanda tersebut setelah Robin van Persie, Angel Di Maria dan Ander Herrera mencetak gol dan unggul lebih dulu dengan skor 3-1 di Stadion King Power, Minggu.

Tetapi, Jamie Vardy membawa Leicester menuju kemenangan gemilang dengan mencetak satu gol. Ia juga berperan dalam empat gol lainnya ketika berhasil mengetahui kelemahan lini pertahanan MU.

Leonardo Ulloa mencetak gol untuk "Si Rubah" pada babak pertama, disusul David Nugent dengan penalti kontroversial dan serangan dari Esteban Cambiasso yang membawa kedudukan imbang 3-3.

Gol dari Vardy dan Ulloa membawa tanda kemenangan untuk Leicester, ditambah dengan nasib malang MU setelah Tyler Blackerr dikeluarkan dan harus menerima hukuman pinalti untuk kedua kalinya.

"Bagaimana mungkin kita bisa kalah, kita telah kalah dalam pertandingan ini," kata van Gaal.

Menurut pelatih asal Belanda itu Leicester memiliki karakter yang kuat.

"Leicester telah membuktikan selama empat laga ini bahwa mereka memiliki karakter kuat dan ketika mereka tertinggal 3-1, kamu bisa lebih menguasai pertandingan namun kamu tidak bisa melakukan hal semacam ini," katanya.

Ia mengatakan timnya telah membuat banyak peluang dan berhasil membuat gol yang hebat.

"Tapi dalam pertandingan selama 90 menit, kamu melakukannya 90 menit, bukan 60 menit," katanya.

Menurut dia, Leicester City tidak membuat banyak peluang namun mempunyainya dari lima gol yang dicetak dua dari pinalti, satu sundulan dan dua tendangan.

Kelima gol tersebut, lanjut dia, tercetak setelah timnya membuat kesalahan dalam penguasaan bola.

"Kamu tidak pernah menduga ketika kamu memimpin 3-1, unggul dua angka, maka kamu sebaiknya menyelesaikan permainan dan menguasai pertandingan," katanya.

Namun, menurut dia, timnya tidak bisa melakukan hal itu dan menyerah dengan tendangan penalti.

"Setelah itu kamu tidak bisa menang dalam pertandingan ketika kamu melakukannya," katanya.