Palembang, (Antara) - Kabut asap yang melanda Kota Palembang dari pembakaran lahan di sejumlah daerah Provinsi Sumatera Selatan pada puncak musim kemarau sebulan terakhir ini semakin parah, dan mulai mengganggu kesehatan warga kota ini.  
   Aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan, Dedek Chaniago, di Palembang, Selasa, menyatakan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yang kini dirasakan semakin parah menyelimuti udara Kota Palembang dan beberapa daerah lainnya, mulai menimbulkan gangguan kesehatan terhadap masyarakat setempat.  
   Menurut informasi di lapangan, kabut asap di Palembang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muaraenim, Musirawas, dan Musi Banyuasin.

        Kabut asap yang mencemari udara ibu kota Provinsi Sumsel itu, mengakibatkan ribuan warga setempat mengalami gangguan kesehatan, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan iritasi mata.

        Data dari 39 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Palembang, dalam dua bulan terakhir tercatat sekitar 30.000 penderita ISPA, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.  
   Selain mengganggu kesehatan masyarakat, kabut asap juga mengganggu berbagai aktivitas masyarakat termasuk penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.    
   Melihat kondisi tersebut, diharapkan kepada pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan provinsi setempat, dapat melakukan penanggulangan masalah kabut asap yang lebih serius sehingga tidak menimbulkan kerugian materiil dan dampak buruk lagi, kata Dedek.

        Kepala Puskesmas Merdeka Palembang, dr Desty Alsen mengatakan, penderita ISPA yang berobat di tempatnya itu akhir-akhir ini cukup banyak akibat pengaruh semakin pekat kabut asap mencemari udara kota setempat.

        Selama puncak musim kemarau September 2014 hingga Oktober ini, dalam sehari pihaknya rata-rata melayani 100 hingga 150 warga yang mengeluhkan menderita sesak napas dan batuk-batuk serta gejala penyakit ISPA lainnya.

        Pihaknya mengimbau, untuk mencegah terkena ISPA, dalam kondisi udara yang tercemar polusi kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah Sumsel itu, agar seluruh lapisan masyarakat mengurangi aktivitas di ruangan terbuka dan menggunakan masker sehingga dapat menghindari kontak langsung dengan udara yang kotor itu.

        Selain itu, diimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengatur pola makan dengan gizi yang seimbang, serta meminum air putih sebanyak-banyaknya, ujar Desti.***3***

Pewarta: Oleh Yudi Abdullah

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014