BLHKP baru miliki sembilan truk pengangkut sampah

Rejanglebong (Antara) - Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP) Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini baru memiliki sembilan truk pengangkut sampah.

"Saat ini truk yang ada berjumlah sembilan unit, tiga unit diantaranya sering mengalami kerusakan. Sehingga yang beroperasi normal di 15 kecamatan dalam setiap hari hanya enam unit," kata Kepala BLKHP Kabupaten Rejanglebong, Lenciana di Rejanglebong, Sabtu.

Minimnya jumlah kendaraan roda empat yang digunakan untuk mengangkut sampah baik dari pasar maupun pemukiman warga di daerah tersebut menyebabkan petugas pengangkut sampah ini harus bekerja ekstra keras mengingat volume sampah yang dibuang setiap harinya lebih dari 50 ton.

Idealnya jumlah kendaraan pengangkutan sampah yang dimiliki daerah itu, kata dia, sebanyak 13 unit, namun pengadaannya tergantung dengan kemampuan anggaran yang dimiliki daerah.

Sementara itu, untuk membantu pengangkutan sampah di daerah itu pihaknya saat ini tengah mengoptimalkan operasional kendaraan roda tiga pengangkut sampah yang saat ini baru berjumlah delapan unit.

Kendati jumlah kendaraan operasional yang mereka miliki sangat terbatas, namun kinerja petugas kebersihan di daerah itu tidak boleh menurun karena pada tahun ini mereka telah ditargetkan untuk meraih kembali piala Adipura 2015 yang penilaiannya akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Bupati Rejanglebong, Suherman manargetkan peraihan Piala Adipura untuk kedelapan kalinya pada 2015 nanti, setelah pada tahun ini kembali merebut piala Adipura untuk kategori kota sedang untuk yang ketujuh kalinya.

Keberhasilan daerah itu merebut piala dalam bidang Adipura tersebut, kata dia, selain hasil kerja keras dari petugas kebersihan juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Untuk itu, dia mengimbau agar prestasi yang sudah di dapat itu agar dapat dipertahankan dan bagi kalangan masyarakat hendaknya menjadikan kebersihan lingkungan sebagai suatu kebutuhan bukan karena keterpaksaan saat akan ada penilaian Adipura dalam setiap tahunnya sehingga prestasi yang di dapat benar-benar cerminan dari kesadaran serta partisipasi masyarakat. ***3***