Balai Karantina Pertanian Manado, Sulawesi Utara (Sulut), masih menunggu respons China terkait dengan rencana ekspor komoditas porang.
"Kami masih menunggu konfirmasi dari China agar tanaman porang bisa diterima di negara tersebut," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Yusup Patiroy di Manado, Selasa.
Dia mengatakan, terkait dengan komoditas porang, telah ada dua perusahaan yang siap melakukan ekspor. "Kami tinggal menunggu jawaban mereka (China), satu perusahaan berada di Kabupaten Minahasa Tenggara dan satunya lagi di Kabupaten Minahasa," kata Yusup.
Dia menyebutkan, dari sisi standar dan persyaratan ekspor, pemerintah China sangat ketat dalam penerapannya. "PT Suryapratama Agung Bahtera telah melakukan ekspor perdana santan kelapa beku ke China, dan ini membuktikan bahwa produk kita bisa diterima di negara tersebut," ujarnya.
Ekspor perdana tersebut membuktikan bahwa perusahaan sudah bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan negara tujuan ekspor. "Kami terus berharap pelaku usaha memperhatikan standar atau persyaratan yang dibutuhkan agar produk porang ini bisa memenuhi kebutuhan ekspor di China," ajak Patiroy.
Tanaman porang terus dikembangkan di Sulawesi Utara dan kini sedang dibangun pabrik olahan menjadi tepung.
Pabrik membutuhkan lahan untuk pengembangan komoditas ini seluas 1.500 hektare, namun yang baru terpenuhi sekitar 200 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"Kami masih menunggu konfirmasi dari China agar tanaman porang bisa diterima di negara tersebut," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Yusup Patiroy di Manado, Selasa.
Dia mengatakan, terkait dengan komoditas porang, telah ada dua perusahaan yang siap melakukan ekspor. "Kami tinggal menunggu jawaban mereka (China), satu perusahaan berada di Kabupaten Minahasa Tenggara dan satunya lagi di Kabupaten Minahasa," kata Yusup.
Dia menyebutkan, dari sisi standar dan persyaratan ekspor, pemerintah China sangat ketat dalam penerapannya. "PT Suryapratama Agung Bahtera telah melakukan ekspor perdana santan kelapa beku ke China, dan ini membuktikan bahwa produk kita bisa diterima di negara tersebut," ujarnya.
Ekspor perdana tersebut membuktikan bahwa perusahaan sudah bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan negara tujuan ekspor. "Kami terus berharap pelaku usaha memperhatikan standar atau persyaratan yang dibutuhkan agar produk porang ini bisa memenuhi kebutuhan ekspor di China," ajak Patiroy.
Tanaman porang terus dikembangkan di Sulawesi Utara dan kini sedang dibangun pabrik olahan menjadi tepung.
Pabrik membutuhkan lahan untuk pengembangan komoditas ini seluas 1.500 hektare, namun yang baru terpenuhi sekitar 200 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023