Bengkulu, (Antara) - Gerakan Pecinta Puspa dan Satwa Langka Provinsi Bengkulu memprihatinkan perhatian pemerintah setempat untuk melindungi puspa dan satwa langka yang terancam punah.

Salah seorang anggota gerakan tersebut, Sofian di Kota Bengkulu, Kamis mengatakan keberadaan puspa dan satwa di Provinsi Bengkulu sudah memprihatinkan, akibat dari minimnya perhatian dari pemerintah, maupun masyarakat Bengkulu itu sendiri.

"Kawasan hutan Provinsi Bengkulu sanggat kaya akan keanekaragaman hayati seperti bunga Rafflesia Arnoldii yang menjadi bunga terbesar di dunia, bunga kibut, gajah sumatra, harimau sumatra serta beruang madu, namun perambahan hutan yang dilakukan oknum yang tak bertanggungjawab mengancam kelestarian dan keberadaannya," kata dia.

Menurutnya keberadaan puspa dan satwa yang ada di hutan Bengkulu, sanggat minim perhatian pemerintah maupun kepedulian masyarakat, ditambah lagi aksi perambahan hutan dan perburuan liar, hingga mengakibatkan puspa dan satwa langka ini semakin kurang dan terancam punah.

Ia Menambahkan, dalam rangka memperingati hari cinta puspa dan satwa nasional pihaknya menggelar aksi, Rabu (5/11) meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengamanan segera kawasan habitat Rafflesia di kawasan hutan lindung Bukit Daun yang berada di Kabupaten Kepahyang, dari perambahan, meminta dinas terkait mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagaimana mestinya.

Selain itu menurutnya pihak BKSDA dan pihak kepolisian harus bertindak tegas terhadap pelanggar hukum yang terkait kasus perburuan dan perdagangan satwa liar.

Pada aksi tersebut juga diwarnai aksi teaterikal dari komunitas pecinta puspa langka sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah yang dirasa kurang memperhatikan keberadaan satwa dan puspa langka tersebut.

***1***

Pewarta: oleh Yan Berlian

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014