Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Amerika Serikat telah melewati "semua batas" diplomatik dan norma etika dalam upaya menegaskan hegemoni atau pengaruh kekuasaan atas bangsa lain.
“Anda bisa mengharapkan (langkah) apa pun dari Amerika Serikat. Mereka telah melangkahi semua batas diplomatik, etika, dan lainnya seiring keinginan untuk mengamankan hegemoni mereka," ujar Lavrov dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya-24, Minggu (26/2).
Moskow menilai penentangan AS terhadap perang Rusia-Ukraina, yang sudah berlangsung selama 13 bulan, adalah upaya untuk menegakkan kekuasaan Amerika.
Sementara itu, Lavrov menilai China "yang mencerminkan tradisi peradaban besar berusia lebih dari seribu tahun" telah mengembangkan gaya reaksi uniknya sendiri terhadap tekanan diplomatik AS.
"(Langkah China) itu mencakup harga diri, analisis mendalam tentang segala sesuatu yang terjadi, dan menghindari tindakan tergesa-gesa," tutur dia.
Komentar Lavrov muncul empat hari setelah Presiden China Xi Jinping mengakhiri kunjungannya ke Moskow, di mana dia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas hubungan bilateral dan usulan Beijing untuk penyelesaian perang Rusia-Ukraina secara damai.
Di lain pihak, AS mengatakan China tidak bisa menjadi mediator perang yang tidak memihak dan karena itu Washington menolak proposal China tersebut.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
“Anda bisa mengharapkan (langkah) apa pun dari Amerika Serikat. Mereka telah melangkahi semua batas diplomatik, etika, dan lainnya seiring keinginan untuk mengamankan hegemoni mereka," ujar Lavrov dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya-24, Minggu (26/2).
Moskow menilai penentangan AS terhadap perang Rusia-Ukraina, yang sudah berlangsung selama 13 bulan, adalah upaya untuk menegakkan kekuasaan Amerika.
Sementara itu, Lavrov menilai China "yang mencerminkan tradisi peradaban besar berusia lebih dari seribu tahun" telah mengembangkan gaya reaksi uniknya sendiri terhadap tekanan diplomatik AS.
"(Langkah China) itu mencakup harga diri, analisis mendalam tentang segala sesuatu yang terjadi, dan menghindari tindakan tergesa-gesa," tutur dia.
Komentar Lavrov muncul empat hari setelah Presiden China Xi Jinping mengakhiri kunjungannya ke Moskow, di mana dia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas hubungan bilateral dan usulan Beijing untuk penyelesaian perang Rusia-Ukraina secara damai.
Di lain pihak, AS mengatakan China tidak bisa menjadi mediator perang yang tidak memihak dan karena itu Washington menolak proposal China tersebut.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023