Mukomuko (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menambahkan usulan untuk pembangunan saluran irigasi sepanjang 204 meter yang rusak dan runtuh diterjang banjir ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

"Kami akan tambahkan sarana dan prasarana yang rusak diterjang banjir yang belum masuk dalam usulannya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Ramdani, di Mukomuko, Jumat.

Ia mengatakan hal itu setelah mengetahui ternyata laporan dari Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) tidak hanya sawah saja yang diterjang banjir termasuk saluran tersier irigasi di Desa Lalang Luas dan Lubuk Bangko.

Sebelumnya, katanya, data yang diperoleh instansi itu dari BP2KP hanya sawah petani saja rusak diterjang banjir. Belum ada saluran irigasi yang dimasukkan di data itu.

Menurutnya, kalau memang ada saluran irigasi yang rusak diterjang banjir di daerah itu, akan ditambahkan dalam usulan instansi itu kepada BNPB.

Ia mengatakan, data yang diterima oleh instansi itu, yakni kerusakan rumah warga warga, satu sekolah, sawah, dan kebun.

Pihaknya juga mengusulkan anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana untuk mengatasi bencana alam banjir di daerah itu dengan anggaran sebesar Rp25,2 miliar.

Anggaran sebesar itu, katanya, untuk membangun pintu klep, bronjong, pelapis tebing, pengerukan alur sungai, termasuk pembangunan jembatan gantung yang putus diterjang banjir.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Elxandi mengatakan jika saluran irigasi yang rusak parah diterjang banjir bandang itu tidak segera diperbaiki maka seluas 150 hektare sawah tidak bisa diolah untuk musim tanam kedua padi sawah.

Ia menyebutkan, sepanjang 200 meter saluran irigasi di Desa Lalang Luas dan empat meter saluran irigasi di Desa Lubuk Bangko rusak dan runtuh diterjang banjir bandang di daerah itu.

Saluran tersier yang rusak dan runtuh itu selama ini berfungsi mengairi seluas 150 hektare sawah di dua desa tersebut.

"MT kedua sebentar lagi. Kalau saluran irigasi itu tidak segera diperbaiki, maka ratusan hektare sawah itu tidak bisa digarap oleh petani, karena tidak sumber air," ujarnya.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014