Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa saat ini tangkapan ikan nelayan tradisional di wilayah tersebut menurun drastis, salah satu penyebabnya diperkirakan akibat krisis iklim.

"Terjadinya penurunan tangkapan ikan di Bengkulu karena ada pengaruh juga terhadap krisis iklim namun kita tidak tahu persis kaitannya,"" kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Syafriandi di Bengkulu, Kamis.

Berdasarkan data UPTD Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Bengkulu merilis pada 2019 produksi ikan nelayan mencapai 8,6 juta ton menjadi 7,5 juta ton pada 2020, turun menjadi 4,2 juta ton pada 2021 dan terus merosot ke angka 2,4 juta ton pada 2022.
 
Salah seorang nelayan tradisional Teluk Sepang, Dendi mengeluhkan kondisi cuaca yang buruk dan ikan yang susah didapat membuat dirinya tidak bisa mengandalkan pencarian ikan sebagai satu-satunya sumber pendapatan keluarga.

"Lebih sering rugi untuk modal minyak kapal sedangkan pendapatan tidak ada," kata Dendi yang saat ini sering menyambi sebagai pekerja serabutan.

Aktivis lingkungan dari Kanopi Hijau Indonesia juga membenarkan bahwa krisis iklim menyebabkan produksi ikan nelayan tradisional di Provinsi Bengkulu menurun.

"Dampak krisis iklim menyebabkan pendapatan ikan bagi nelayan tradisional di Teluk Sepang Kota Bengkulu menurun drastis sejak 2019 hingga 2022," kata Manajer Kampanye Anti Tambang Kanopi Hijau Indonesia Hosani Hutapea.

Ia mengatakan jika kondisi krisis iklim semakin memburuk maka sebanyak 28.431 nelayan tradisional di Provinsi Bengkulu terancam kehilangan mata pencaharian.

Kenaikan permukaan dan suhu air laut merupakan akibat dari pemanasan global sebagai efek dari produksi emisi gas rumah kaca yang terus meningkat akibat aktivitas manusia dan salah satu penyumbang emisi terbesar pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara yang menyumbang emisi sebesar 44 persen.

Ditambah lagi sejak akhir 2019 di Kota Bengkulu terdapat satu PLTU batubara berkapasitas 2x100 MW serta area penumpukan batubara di pesisir Teluk Sepang.

"Solusi yang harus ditempuh untuk menekan krisis iklim adalah menghentikan pembakaran batu bara dan beralih ke energi terbarukan" katanya.
 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023