Flood Analysis Consultant WRI Indonesia Yudhistira Pribadi mengatakan pihaknya mengajak masyarakat untuk turut belajar dan beraksi melalui serangkai kegiatan diskusi, kompetisi, dan edukasi, terkhusus mengenai sektor perkotaan, energi, dan pangan.
"Kota menjadi garda terdepan yang berperan penting dalam menangani perubahan iklim," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Yudhistira menjelaskan langkah penanganan perubahan iklim di kota memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan dalam mempercepat aksi iklim melalui peningkatan akses terhadap pendanaan, sumber daya, dan inovasi lainnya.
WRI Indonesia melalui Program Cities4Forests mendorong gerakan organik kota-kota untuk menyadari arti penting hutan dan berbagai solusi berbasis alam.
Merujuk laporan assessment keenam atau AR6 yang diterbitkan oleh Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC pada akhir Maret 2023, kondisi bumi saat ini semakin kritis. Oleh karena itu aksi nyata yang lebih ambisius dibutuhkan di tingkat global, nasional, lokal, kelompok, hingga individu.
Peneliti FOLU Indonesia Rizky Firmansyah menggarisbawahi konsekuensi negatif perubahan iklim terhadap sistem pangan karena berdampak terhadap produktivitas lahan, pertanian, dan perikanan.
Menurutnya, situasi itu berdampak terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian. Bahkan masyarakat kelompok rentan ikut terkena konsekuensi yang lebih parah.
"Dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi melawan krisis iklim di sektor pangan, antara lain membuat kompos dari sisa makanan atau melakukan pertanian urban," kata Rizky yang juga menjabat selaku GIS Analyst for Forest Program WRI Indonesia.
Sementara itu Energy Research Analyst WRI Indonesia Arliza Nathania menjelaskan meskipun industri memiliki peranan holistik dalam transisi energi, namun individu juga memiliki peranan yang tak kalah penting.
Dia menyampaikan masyarakat dapat mendukung transisi energi menuju nol-bersih secara langsung dan tidak langsung.
"Secara langsung, kita dapat berpartisipasi berpartisipasi dalam green jobs. Secara tidak langsung, kita dapat mengubah pola konsumsi energi, membeli barang yang diproduksi secara ramah lingkungan, dan masih banyak lagi," pungkas Arliza.
Dalam rangka menyambut Hari Bumi 2023, WRI Indonesia meluncurkan kampanye bertajuk Hari Bumi Setiap Hari. Kampanye itu mendorong aksi nyata untuk menjaga bumi yang dapat dimulai dari tingkat individu akar rumput melalui serangkaian kegiatan diskusi, kompetisi, dan edukasi mulai 13 April hingga 6 Mei 2023.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: WRI Indonesia ajak masyarakat memitigasi krisis iklim