Rejanglebong (Antara) - Harga jual aneka bibit pertanian di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, pascakenaikan harga bahan bakar minyak beberapa waktu lalu, saat ini mengalami kenaikan signifikan.

"Semua jenis bibit sayuran mengalami kenaikan mulai dari Rp5.000 sampai Rp35.000, seperti bibit kol bunga sebelumnya Rp75.000 per 10 gram saat ini sudah Rp95.000, kemudian sawi bola dari Rp28.000 menjadi Rp32.000 per bungkus, bibit cabai merah dari Rp120.000 menjadi Rp150.000 per 100 gram," kata Hariyono (41) salah seorang petani sayuran di kawasan Air Merah Kecamatan Curup Tengah, Rabu.

Untuk jenis bibit lainnya kata dia, juga mengalami kenaikan yakni untuk jenis sayuran timun dari Rp32.000 menjadi Rp38.000 per 20 gram, kemudian jagung manis dari Rp75.000 menjadi Rp100.000 per 250 gram. Selanjutnya bibit terong ungu dari Rp40.000 menjadi Rp60.000 per 10 gram.

Selain harga bibit yang mengalami kenaikan, hal serupa juga terjadi pada jenis pupuk dan plastik untuk mulsa, di mana untuk pupuk kalangan petani setempat saat ini hanya bisa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga Rp250.000 per zak untuk jenis urea dan NPK.

Sedangkan untuk plastik mulsa saat ini dijual pedagang sarana pertanian antara Rp550.000 sampai Rp600.000 dari harga sebelumnya Rp520.000 per gulung ukuran 700 meter dengan berat 20 kg.

Adanya kenaikan harga bibit pertanian tersebut kata dia, sangat memberatkan kalangan petani, apalagi belakangan ini harga sejumlah komuditas andalan daerah itu mengalami penurunan harga jual di antaranya kol bulat, sawi dan beberapa jenis sayuran lainnya.

Sementara itu hal yang sama juga diutarakan Mardi (35), petani sayuran di lokasi yang sama. Dia berharap pemerintah daerah setempat ke depan dapat membantu mereka dengan memberikan modal bantuan usaha.

"Kalau bisa kami dikasih bantuan modal, karena saat ini kami kesulitan modal akibat rendahnya harga jual sayuran di tingkatan petani," ujarnya. ***2***  

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014