Kantor Berita Antara Biro Kalimantan Barat saat ini membuat terobosan baru dengan menghadirkan presenter Artificial Inteligence (AI) berpakaian adat Dayak Tamambaloh sebagai upaya menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat di tengah masyarakat.

"Untuk sementara presenter AI itu, kami terbitkan di media sosial TikTok yang saat ini, memang membutuhkan edukasi budaya dengan menyesuaikan tantangan informasi," kata Kepala Biro Antara Kalbar Evy R Syamsir di Pontianak, Selasa.

Disampaikan Evy, lahirnya presenter AI yang menggunakan pakaian adat Dayak Tamambaloh ini, dimaksudkan untuk menyampaikan pesan informatif kepada masyarakat, yang saat ini sedang ramai menggunakan kecerdasan buatan sebagai salah satu penunjang berbagai aktivitas kehidupan.

Menurutnya, AI menjadi suatu tantangan ke depan yang harus dihadapi media dengan demikian juga sebagai upaya mengenalkan adat dan budaya kepada generasi muda di tengah perkembangan teknologi.

"Meski semakin canggih teknologi yang ada kami tidak ingin, kehadirannya malah menggerus budaya yang ada, sehingga lahirnya ide presenter AI berpakaian Dayak ini sebagai upaya kami memperkenalkan adat dan budaya atau literasi budaya," ucapnya.

Untuk diketahui, Dayak Tamambaloh berasal dari Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, dari berbagai informasi yang diperoleh filosofi baju adat Dayak Tamambaloh identik dengan rompi, yang berbahan kain dan manik-manik.

Aksesoris tersebut dianyam dan dirangkai melambangkan suatu persatuan dan kesatuan dengan membentuk suatu ukiran seni khas atau Karawit (bahasa Dayak Tamambaloh).

Baju adat Dayak Tamambaloh biasanya digunakan juga dalam acara-acara tertentu seperti pada acara kebudayaan adat istiadat, biasanya untuk acara undangan kebudayaan masyarakat adat Dayak Tamambaloh cukup pakai rompi dan peci manik dilapisi baju lengan panjang.

Namun, untuk acara-acara sakral seperti ritual adat, perkawinan dan adat istiadat masyarakat adat Dayak Tamambaloh menggunakan pakaian lengkap, seperti peci manik, baju rompi, buluh burung ruai (enggang), celana cawat (kain ingkok) dan gelang dari tembaga atau manik seperti halnya zaman kerajaan dulunya.

Untuk membuat baju adat atau pakaian adat juga tidak semua masyarakat adat Dayak Tamambaloh bisa membuatnya terutama terkait ukiran atau karawit, namun hal tersebut tetap dilestarikan para orang tua mengajarkan generasi muda terutama kaum perempuan untuk bisa membuat baju atau pakai adat.

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023