Bengkulu,  (Antara) - Puluhan anggota Komunitas Mangrove Bengkulu (KMB) menanam ratusan pohon bakau atau mangrove di kawasan Pelabuhan Pulau Baai untuk memperbaiki ekosistem hutan mangrove di wilayah itu.

"Kami menanam ratusan pohon mangrove yang bibitnya diambil langsung dari kawasan Pulau Baai," kata Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu Riki Rahmansyah di Bengkulu, Minggu.

Riki mengatakan kerusakan ekosistem mangrove di Pelabuhan Pulau Baai disebabkan beberapa hal antara lain abrasi dan penebangan liar.

Abrasi atau penyempitan kawasan daratan menurutnya cukup mengkhawatirkan terutama di bagian kanan pelabuhan sebab ratusan pohon cemara sudah tumbang.

"Perlu gerak cepat untuk menghijaukan lokasi itu dengan mangrove karena hutan mangrove mampu menahan abrasi," ucapnya.

Selain di kawasan Pelabuhan Pulau Baai, komunitas tersebut juga sudah menghijaukan sejumlah muara sungai yang merupakan habitat mangrove, seperti di Sungai Jenggalu, anak sungai di Kelurahan Pondok Besi dan Sungai Air Hitam.

Riki mengatakan secara umum, kerusakan hutan mangrove di wilayah Bengkulu antara lain akibat penebangan liar, alih fungsi mangrove menjadi pertambakan bahkan menjadi kebun sawit.

Kondisi itu kata dia harus menjadi perhatian semua pihak, sebab fungsi ekosistem mangrove secara ekologis sangat penting.

Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Agus Susatya mengatakan secara ekologis ekosistem mangrove memiliki beberapa fungsi antara lain perlidungan pantai dari abrasi.

Ekosistem mangrove juga berfungsi menjadi tempat berpijah aneka biota laut, mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan, mencegah intrusi air laut ke daratan, tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia reptil dan serangga serta mengatur iklim mikro.

"Bisa dibayangkan kalau ekosistem mangrove terganggu, dampaknya cukup nyata, dan dampak itu bisa dirasakan kalau ekosistemnya sudah hilang," katanya.

Sementara untuk memulihkan ekosistem mangrove tambah dia, membutuhkan waktu hingga 30 tahun.

Khusus di Bengkulu menurutnya, fungsi ekosistem mangrove lebih strategis sebagai penahan gelombang dan tsunami, sebab daerah ini memiliki potensi gempa bumi dan tsunami.

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015