Menteri Koordinator Bidang Kemarit dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut investor dari China memiliki peran penting bagi Indonesia karena mereka tidak sungkan melakukan transfer teknologi.
“Investor Tiongkok memiliki peran yang penting, terutama dalam bidang teknologi-teknologi tinggi dan teknologi transfer,” katanya dalam acara China (Sichuan)-Indonesia Economic and Trade Conference di Jakarta, Senin malam.
Luhut mengungkapkan meski banyak orang yang menilai buruk soal investor China yang masuk ke Indonesia, ia justru menyukai mereka karena mereka disebutnya tidak ragu untuk berbagi teknologi.
“Saya suka Tiongkok itu sebenarnya teknologi transfernya. Dia mau sharing (berbagi). Orang banyak kritik saya, kok kamu mau, kalau ditipu gimana? Kalau bukan karena mereka kita nggak bisa ekspor 34 miliar dolar turunan nikel,” katanya.
Luhut juga meyakinkan bahwa Indonesia tidak memiliki utang negara kepada China meski banyak proyek kerja sama antara kedua negara. Menurutnya semua kesepakatan dilakukan secara business to business (B to B).
“Kita tidak ada national debt kepada Tiongkok. Itu semua B to B,” katanya.
Lebih lanjut, berdasarkan bahan paparan, akumulasi investasi China ke Indonesia sepanjang periode 2014-2022 mencapai 30,80 miliar dolar AS dengan 15.906 proyek.
Di sepanjang periode 2014-2021, China berada di rangking ketiga negara yang paling banyak berinvestasi di Tanah Air. Namun pada 2022, negeri tirai bambu berada di ranking kedua dengan total realisasi investasi 8,2 miliar dolar AS.
China juga merupakan mitra dagang nomor satu bagi Indonesia. Per 2022 saja, total ekspor ke China mencapai 50,8 miliar dolar AS. Luhut menyebut sangat wajar jika Indonesia membidik pasar China yang memiliki 1,4 miliar penduduk.
"Ya marketnya besar. Marketnya 1,4 miliar. Kalau Indonesia dan Tiongkok digabung, itu akan menjadi 1,7 miliar penduduknya. Itu satu market yang sangat besar dengan kelas menengah di kita kira-kira mungkin ada 65-70 juta orang," imbuhnya.
Kondisi tersebut menurut Luhut telah membuat hubungan ekonomi Indonesia dan China terus menguat. Ia pun meyakinkan para pengusaha China bahwa hubungan kedua negara terjalin dengan erat.
"Jadi teman-teman pedagang, pengusaha, Anda bisa lihat bahwa kita dengan Tiongkok itu paten," tegasnya meyakinkan.
Update Berita Antara Bengkulu di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
“Investor Tiongkok memiliki peran yang penting, terutama dalam bidang teknologi-teknologi tinggi dan teknologi transfer,” katanya dalam acara China (Sichuan)-Indonesia Economic and Trade Conference di Jakarta, Senin malam.
Luhut mengungkapkan meski banyak orang yang menilai buruk soal investor China yang masuk ke Indonesia, ia justru menyukai mereka karena mereka disebutnya tidak ragu untuk berbagi teknologi.
“Saya suka Tiongkok itu sebenarnya teknologi transfernya. Dia mau sharing (berbagi). Orang banyak kritik saya, kok kamu mau, kalau ditipu gimana? Kalau bukan karena mereka kita nggak bisa ekspor 34 miliar dolar turunan nikel,” katanya.
Luhut juga meyakinkan bahwa Indonesia tidak memiliki utang negara kepada China meski banyak proyek kerja sama antara kedua negara. Menurutnya semua kesepakatan dilakukan secara business to business (B to B).
“Kita tidak ada national debt kepada Tiongkok. Itu semua B to B,” katanya.
Lebih lanjut, berdasarkan bahan paparan, akumulasi investasi China ke Indonesia sepanjang periode 2014-2022 mencapai 30,80 miliar dolar AS dengan 15.906 proyek.
Di sepanjang periode 2014-2021, China berada di rangking ketiga negara yang paling banyak berinvestasi di Tanah Air. Namun pada 2022, negeri tirai bambu berada di ranking kedua dengan total realisasi investasi 8,2 miliar dolar AS.
China juga merupakan mitra dagang nomor satu bagi Indonesia. Per 2022 saja, total ekspor ke China mencapai 50,8 miliar dolar AS. Luhut menyebut sangat wajar jika Indonesia membidik pasar China yang memiliki 1,4 miliar penduduk.
"Ya marketnya besar. Marketnya 1,4 miliar. Kalau Indonesia dan Tiongkok digabung, itu akan menjadi 1,7 miliar penduduknya. Itu satu market yang sangat besar dengan kelas menengah di kita kira-kira mungkin ada 65-70 juta orang," imbuhnya.
Kondisi tersebut menurut Luhut telah membuat hubungan ekonomi Indonesia dan China terus menguat. Ia pun meyakinkan para pengusaha China bahwa hubungan kedua negara terjalin dengan erat.
"Jadi teman-teman pedagang, pengusaha, Anda bisa lihat bahwa kita dengan Tiongkok itu paten," tegasnya meyakinkan.
Update Berita Antara Bengkulu di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023