Sejumlah warga yang berada di Desa Munjul, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendengar enam kali dentuman saat terjadi tiga kali gempa bumi magnitudo 3,2 di sekitar Kecamatan Astanajapura.
Warga Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Saadah (41) di Cirebon, Kamis, mengatakan, saat gempa terjadi pihaknya mendengar suara dentuman yang cukup keras, dan itu membuat dirinya cukup khawatir.
"Suara dentumannya itu seperti ban truk yang pecah, tapi ini sangat dekat, suara keras," kata Saadah.
Menurutnya gempa pertama dirasakan pada Kamis (14/6) pagi sekitar jam 06.30 WIB, satu jam kemudian terjadi gempa lagi dan ini dirasa cukup besar.
Gempa susulan lanjut Saadah kembali terjadi pada sore hari sekitar jam 16.00 WIB, namun guncangan yang ia rasakan tidak seperti yang kedua.
Selain terjadi gempa bumi, pada waktu yang hampir bersamaan juga terdengar dentuman yang cukup keras, dan selama tiga kali gempa, pihaknya mendengar enam kali dentuman.
"Saat terjadi gempa kami langsung berhamburan keluar, selain karena guncangan juga dikarenakan dentuman yang cukup keras," tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Fathur, di mana ia mendengar dentuman cukup keras ketika terjadi gempa baik kejadian yang pertama, kedua maupun ketiga.
"Sampai saat ini kami masih was-was, karena kejadian gempa di sini sangat jarang, dan baru kali ini merasakan cukup besar," katanya.
Sementara itu, Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hartanto mengatakan gempa bumi yang terjadi tiga kali ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cirebon.
Gempa terakhir terjadi pada Kamis (15/6) pukul 16.06.57 WIB, hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan 2,9, terletak pada koordinat 6.8 LS dan 108.62 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km Tenggara Kota Cirebon pada kedalaman 10 kilometer.
"Kalau memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cirebon," katanya.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Warga Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Saadah (41) di Cirebon, Kamis, mengatakan, saat gempa terjadi pihaknya mendengar suara dentuman yang cukup keras, dan itu membuat dirinya cukup khawatir.
"Suara dentumannya itu seperti ban truk yang pecah, tapi ini sangat dekat, suara keras," kata Saadah.
Menurutnya gempa pertama dirasakan pada Kamis (14/6) pagi sekitar jam 06.30 WIB, satu jam kemudian terjadi gempa lagi dan ini dirasa cukup besar.
Gempa susulan lanjut Saadah kembali terjadi pada sore hari sekitar jam 16.00 WIB, namun guncangan yang ia rasakan tidak seperti yang kedua.
Selain terjadi gempa bumi, pada waktu yang hampir bersamaan juga terdengar dentuman yang cukup keras, dan selama tiga kali gempa, pihaknya mendengar enam kali dentuman.
"Saat terjadi gempa kami langsung berhamburan keluar, selain karena guncangan juga dikarenakan dentuman yang cukup keras," tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Fathur, di mana ia mendengar dentuman cukup keras ketika terjadi gempa baik kejadian yang pertama, kedua maupun ketiga.
"Sampai saat ini kami masih was-was, karena kejadian gempa di sini sangat jarang, dan baru kali ini merasakan cukup besar," katanya.
Sementara itu, Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hartanto mengatakan gempa bumi yang terjadi tiga kali ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cirebon.
Gempa terakhir terjadi pada Kamis (15/6) pukul 16.06.57 WIB, hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan 2,9, terletak pada koordinat 6.8 LS dan 108.62 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km Tenggara Kota Cirebon pada kedalaman 10 kilometer.
"Kalau memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cirebon," katanya.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023