Bengkulu (Antara) - Produsen kopi luwak di Desa Batu Bandung, Kecamatan Muara Kemumu, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku yaitu panenan buah kopi jenis arabika.

"Hampir semua petani di sini menanam kopi jenis robusta, sedangkan permintaan konsumen kopi luwak adalah jenis arabika," kata Sahid, produsen kopi luwak dengan sistem penangkaran luwak di Desa Batu Bandung, Jumat.

Saat reses atau jaring aspirasi anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari daerah pemilihan Kabupaten Kepahiang, ia mengatakan bahan baku kopi arabika masih didatangkan dari Kabupaten Lebong, berjarak 40 kilometer dari desanya.

Untuk mengatasi ketergantungan terhadap bahan baku tersebut, Sahid mulai menanam sendiri kopi jenis arabika di kebunnya seluas tiga hektare.

Namun, ia mengeluhkan sulitnya mendapat bibit kopi arabika untuk batang atas.

"Jadi pakai sistem stek, batang bawah jenis robusta, batang atas arabika," kata dia.

Saat ini, kata Sahid, ada 2.500 batang kopi arabika yang sudah ditanam di kebunnya.

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015