Mukomuko (Antara) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menilai insiden anggota DPRD setempat yang diduga menganiaya guru di daerah itu bukan untuk melecehkan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

"Itu kan insiden bukan direncanakan. Karena saat itu dia  emosional, bukan merendahkan guru," kata Anggota DPRD Kabupaten Mukomuko, Andi Suheri di Mukomuko, Kamis.

Ia mengatakan hal itu menanggapi permintaan penggurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) agar pimpinan DPRD setempat memberikan sanksi kepada wakil rakyat yang menganiaya guru dan meminta maaf melalui media massa selama 14 hari berturut-turut.

Menurut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), karena itu hanya insiden sasaat seharusnya masalah ini cukup diselesaikan dengan jalan damai.

Apalagi, katanya, berdasarkan keterangan dari kepala sekolah menengah atas negeri 7, setelah kejadian itu kedua belah pihak berdamai.   

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mukomuko Wisnu Hadi mengatakan sebenarnya dalam masalah ini PGRI memediasi jangan justru dia yang memperuncing masalah.

Apalagi, katanya, sampai membuat organisasinya mogok kerja secara massal dan aksi demonstrasi.

"Sikap seperti itu bukan mencerminkan seorang guru yang memberikan contoh yang baik," ujarnya.

Pewarta: Oleh Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015