Taman Safari Indonesia, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengawinkan dua ekor panda raksasa asal China, yang diberi nama Cai Tao dan Hu Cun ketika keduanya memasuki usia 13 tahun.
Salah seorang penjaga panda raksasa Taman Safari, Cicih Lidia di Bogor, Minggu, menyebutkan bahwa pengelola TSI memiliki harapan besar agar kedua panda raksasa tersebut berkembang biak di masa kawin tahun ini.
Karena, kata dia, masa kawin panda hanya terjadi satu tahun sekali dan masa suburnya berlangsung satu pekan.
"Jadi kalau misalkan kita terlewat masa subur harus diulang di tahun depan. Program breeding-nya," kata Cicih.
Ia menjelaskan, satwa panda raksasa memiliki masa mengandung selama 90-150 hari, dengan anakan satu ekor setiap kali melahirkan.
"Di Taman Safari baru dua ekor. Hu Chun dan Cai Tao aja. Semoga tahun ini bertambah. Pasangan ini beda satu bulan. Umurnya sama 13 tahun," terangnya.
Cicih menerangkan bahwa satwa di Istana Panda Taman Safari Bogor itu tetap bisa ditemui oleh pengunjung meski dalam masa kawin. Tapi, ada waktu-waktu tertentu keduanya tak dapat dilihat, khususnya ketika sedang proses perkembangbiakan.
Cai Tao dan Hu Chun berasal dari Chengdu, Provinsi Sinchuan, Tiongkok. Keduanya langsung dikarantina di TSI Cisarua, Bogor, setelah tiba di Indonesia pada tanggal 28 September 2017.
Usai melewati proses karantina, sepasang panda raksasa tersebut telah beradaptasi baik dengan lokasi, iklim, dan cuaca sekitar, termasuk dengan penjaga satwa serta dokter hewan yang merawatnya.
Saat datang ke Indonesi Cai Tao si panda jantan memiliki bobot 128 kg, sedangkan pasangannya Hu Chun berbobot 113 kg.
Pengiriman panda tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang konservasi satwa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam peringatan 63 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkong pada 2013.
Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 2016. Nota kesepahaman itu dilaksanakan melalui kerja sama konkret antara PT Taman Safari Indonesia dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Salah seorang penjaga panda raksasa Taman Safari, Cicih Lidia di Bogor, Minggu, menyebutkan bahwa pengelola TSI memiliki harapan besar agar kedua panda raksasa tersebut berkembang biak di masa kawin tahun ini.
Karena, kata dia, masa kawin panda hanya terjadi satu tahun sekali dan masa suburnya berlangsung satu pekan.
"Jadi kalau misalkan kita terlewat masa subur harus diulang di tahun depan. Program breeding-nya," kata Cicih.
Ia menjelaskan, satwa panda raksasa memiliki masa mengandung selama 90-150 hari, dengan anakan satu ekor setiap kali melahirkan.
"Di Taman Safari baru dua ekor. Hu Chun dan Cai Tao aja. Semoga tahun ini bertambah. Pasangan ini beda satu bulan. Umurnya sama 13 tahun," terangnya.
Cicih menerangkan bahwa satwa di Istana Panda Taman Safari Bogor itu tetap bisa ditemui oleh pengunjung meski dalam masa kawin. Tapi, ada waktu-waktu tertentu keduanya tak dapat dilihat, khususnya ketika sedang proses perkembangbiakan.
Cai Tao dan Hu Chun berasal dari Chengdu, Provinsi Sinchuan, Tiongkok. Keduanya langsung dikarantina di TSI Cisarua, Bogor, setelah tiba di Indonesia pada tanggal 28 September 2017.
Usai melewati proses karantina, sepasang panda raksasa tersebut telah beradaptasi baik dengan lokasi, iklim, dan cuaca sekitar, termasuk dengan penjaga satwa serta dokter hewan yang merawatnya.
Saat datang ke Indonesi Cai Tao si panda jantan memiliki bobot 128 kg, sedangkan pasangannya Hu Chun berbobot 113 kg.
Pengiriman panda tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang konservasi satwa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam peringatan 63 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkong pada 2013.
Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 2016. Nota kesepahaman itu dilaksanakan melalui kerja sama konkret antara PT Taman Safari Indonesia dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023