Bengkulu (Antara) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu menilai harga ikan di tingkat pedagang daerah itu masih terbilang wajar, meskipun akhir-akhir ini harga beberapa jenis ikan mengalami kenaikan.

"Kondisi perairan laut Bengkulu berbeda dengan laut yang ada di provinsi lain, sedikit saja cuaca buruk, akan berdampak besar terhadap tingginya gelombang laut, sehingga harga ikan akan naik dari harga normal," kata Ketua HNSI Kota Bengkulu, Iswandi Ruslan, di Bengkulu, Senin.

Laut Bengkulu, tidak terlalu banyak teluk, tidak seperti perairan Sumatera Barat, sementara teluk bermanfaat untuk menekan gelombang jika kecepatan angin meningkat.

"Di Bengkulu, badai sangat berpengaruh, karena tidak ada pulau atau teluk yang melindungi, kalau badai mau tidak mau nelayan harus mengurungkan niatnya untuk melaut," katanya.

Hal tersebut yang memicu naiknya harga sejumlah jenis ikan di pasar tradisional daerah itu, seperti ikan tongkol, tuna, serta ikan "gebur" (giant traveling).

"Ada yang memaksakan berangkat melaut, mereka harus tertahan di pulau terluar beberapa hari menunggu badai reda, biaya mereka otomatis akan lebih besar, jadi kenaikan empat sampai enam ribu rupiah harga ikan itu masih tergolong wajar," katanya.

Informasi kenaikan harga ikan di daerah itu karena kelangkaan pasokan yang disebabkan badai dari awal Maret, sekaligus menepis isu yang beredar di Kota Bengkulu bahwa harga ikan melonjak akibat penangkapan kapal menggunakan pukat harimau, katanya.

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015