Bengkulu (Antara) - Masyarakat adat yang bermukim di Pulau Enggano berniat mengelola wisata bahari Pulau Dua berjarak 1,5 kilometer dari Pulau Enggano yang kini menunggu persetujuan pemerintah daerah.

"Kami berniat mengelola wisata bahari di Pulau Dua melalui Yayasan Karya Enggano, milik masyarakat adat Enggano," kata Koordinator Kepala Suku Enggano, Harun Kaharuba di Bengkulu, Sabtu.

Ia mengatakan Pulau Dua merupakan pulau tak berpenghuni seluas 38 hektare yang berada di sisi Pulau Enggano memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata.

Masyarakat adat di Pulau Enggano tambah dia siap mengelola pulau tersebut melalui yayasan yang didirikan masyarakat adat itu.

"Kami sudah membuat kesepakatan dengan seluruh kepala suku, tinggal menunggu rekomendasi dari Camat dan pemerintah daerah Bengkulu Utara," ujar dia.

Pulau Dua terletak tidak jauh dari Pelabuhan Ferry di Desa Kahyapu. Pulau itu dapat diakses dengan menggunakan perahu motor dalam tempo 20 menit.

Saat ini pulau tersebut hanya menjadi tempat persinggahan para nelayan di Pulau Enggano.

Selain untuk akvititas memancing ikan, nelayan juga sering berteduh di pulau itu bila cuaca buruk.

Potensi wisata alam di Pulau Dua antara lain wisata memancing, snorkling, surfing hingga penyelaman.

Sebelumnya Bupati Bengkulu Utara Imron Rosyadi mengatakan membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk mengembangkan wisata bahari di Pulau Enggano, wilayah terluar seluas 40 kilometer persegi yang berada di tengah Samudera Hindia itu.

"Pulau Enggano punya potensi besar untuk wisata bahari, karena itu kami mengajak pelaku industri pariwisata mengembangkan potensi tersebut," kata Imron.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015