Bengkulu (Antara) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Bengkulu memberlakukan pengawasan ketat terhadap stok beras yang sudah berada di gudang Bulog dalam waktu cukup lama.

"Kalau kurang baik seperti agak berdebu, akan kita lakukan seperti 'blower' ringan, debunya kita buang," kata Kepada Bulog Regional Bengkulu, Sugeng Rahayu di Bengkulu, Minggu.

Dia mengatakan, stok beras sudah lama yang disimpan di gudang milik Bulog dan belum disalurkan kepada daerah penerima bantuan raskin, berjumlah sekitar 5.000 ton.

"Kita tidak mau ada keluhan dari masyarakat, kalau ada beras yang didistribusikan tidak layak konsumsi, oleh sebab itu kita awasi secara ketat," kata dia.

Stok tersedia cukup banyak karena belum seluruh kabupaten yang ada di daerah itu, mengambil jatah bantuan beras miskin bagi masyarakat yang terdaftar sebagai Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Program Raskin.

"Seperti Kabupaten Lebong belum mengambil seluruhnya, kita sudah koordinasi dengan pemerintah setempat, tetapi hambatan pengambilan raskin berada pada biaya titik distribusi, distribusi dibantu APBD, tetap belum klir," katanya.

Kabupaten Mukomuko juga tidak mengambil jatah beras miskin yang didistribusikan melalui Bulog Regional Bengkulu, kondisi tersebut juga ikut menyumbang, stok beras yang berada di gudang Bulog belum tersditribusikan dengan baik.

Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun 2015 kembali menolak bantuan beras untuk warga miskin atau raskin di daerah itu.

"Iya, raskin tahun ini masih tetap kami tolak," kata Bupati Mukomuko, Ichwan Yunus.

Bantuan raskin tahun ini, merupakan kali kesembilan ditolak kabupaten yang berjarak 270 kilometer sebelah utara ibu kota provinsi, Kota Bengkulu.***4***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015