Bengkulu (Antara) - Tiga hari pascakenaikan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar yang diumumkan pemerintah pusat, situasi Kota Bengkulu masih terbilang kondusif.

"Tidak ada reaksi yang berlebihan dari masyarakat, hanya masyarakat bertanya-tanya, mengapa pemerintah sering merevisi harga BBM," kata Kepala Bagian Humas Kota Bengkulu, Salahudin Yahya di Bengkulu, Selasa.

Masyarakat setempat menurut pantauan Pemerintah Kota Bengkulu, tetap menjalankan aktivitas sehari-hari, tidak melakukan aksi turun ke jalan, serta aksi yang mengganggu stabilitas keamanan daerah.

"Kita berterimakasih kepada masyarakat, yang dewasa dalam bertindak. Hanya saja mereka kebingungan dengan tidak adanya kepastian harga BBM," kata dia.

Menanggapi keluhan masyarakat, kata Salahudin, pihaknya berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah pusat, melalui berbagai kesempatan.

"Kita juga akan menyampaikan keluhan pelaku bisnis, ternyata kenaikan BBM juga berdampak rentan terhadap bisnis terutama industri kecil dan menengah," katanya.

Naiknya harga BBM, kata pelaku bisnis membuat biaya produksi dan distribusi menjadi lebih tinggi, sehingga tidak mendapatkan hasil yang sebanding.

"Tetapi sampai saat ini tidak ada gejolak sosial baik dari masyarakat, maupun dari sisi bisnis. Perubahan harga BBM sewaktu-waktu mambuat pelaku meningkatkan kewaspadaan mengatur strategi bisnis," kata dia.

Mulai 28 Maret 2015 pukul 00.00 WIB, Pemerintah RI memutuskan untuk menaikkan harga BBM jenis premium penugasan di luar Jawa-Bali dan solar subsidi masing-masing Rp500 per liter.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja di Jakarta, Jumat mengatakan, per 28 Maret 2015, harga premium penugasan di luar Jawa-Bali menjadi Rp7.300 dari sebelumnya Rp6.800 per liter dan solar subsidi dari Rp6.400 menjadi Rp6.900 per liter.***2***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015