Mukomuko (Antara) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, membutuhkan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk mengatasi air asin di Sungai Selagan di daerah itu.

Untuk mengatasinya harus dibangun tanggul menutup di muara baru itu agar air laut tidak masuk ke sungai," kata Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko Zamhari, di Mukomuko, Kamis

Dia mengtakan air sungai itu asin karena bangunan pelimpah yang berfungsi mengatur keluar masuk air sungai rusak akibat gempa bumi tahun 2000.

Menurut dia untuk membangun tanggul di lokasi tersebut dibutuhkan anggaran sebesar Rp20 miliar. Anggaran itu  untuk membangun tanggul dari tanah, lalu ditutup dengan batu gajah, dan pemisah gelombang.

Alternatif lain untuk menutup muara baru di pantai indah Mukomuko tersebut, katanya, bisa juga menggunakan blok beton.

Ia menerangkan, bangunan pelimpah di muara baru itu dibangun tahun 1997. Fungsi bangunan pelimpah ini untuk mengatur air agar tidak terjadi banjir.

Kemudian setelah terjadi bencana alam gempa bumi tahun 2000, katanya, bangunan pelimpah tersebut ambruk. Sekarang posisi bangunan pelimpahan jadi muara sehingga air laut sudah masuk ke muara.

Menurutnya, tidak hanya air sungai yang asin, akibat tidak ada lagi bangunan pelimpah, terjangan air sungai itu semakin kencang dan mengikis pinggir sungai.

Dari tahun ke tahun, katanya, abrasi sungai semakin parah. Dan semakin meluas hingga ke permukiman penduduk.

Dampak pengikisan pinggir sungai itu, katanya, tidak hanya mengancam situs bersejarah benteng Anna tetapi juga mengancam rumah yang dihuni oleh sebanyak 180 kepala keluarga warga setempat.

"Sebanyak 800 jiwa warga di tiga rukun tetangga di Kelurahan Koto Jaya yang berada dekat Sungai Selagan," ujarnya.

Sementara itu, katanya, pihaknya telah mengusulkan pembangunan tanggul itu Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Bengkulu. Usulan ini menindaklanjuti usulan dari warga Pantai Indah Mukomuko, Kelurahan Koto Jaya.***3***

Pewarta: Oleh Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015