Jakarta, (Antara) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar 88 poin menjadi Rp12.932 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.020 per dolar AS.

         Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin, mengatakan dolar AS cenderung melemah setelah data tenaga kerja non-pertanian serta impor AS pada Maret lalu yang melambat bahkan jauh di bawah perkiraan analis.

         "Jika data ekonomi AS yang melambat terus berlanjut dalam beberapa minggu ke depan, maka momentum rupiah untuk menguat dan bertahan di bawah Rp13.000 per dolar AS cukup terbuka," katanya.

         Kendati demikian, menurut dia, secara umum pergerakan dolar AS masih cukup terbuka peluang untuk kembali menguat seiring masih kuatnya rencana kenaikan suku bunga AS pada tahun ini, situasi itu akan membuat volatilitas tetap tinggi.

         Di sisi lain, lanjut dia, meski bantuan likuiditas Yunani disetujui oleh bank sentral Eropa (ECB), akan tetapi Yunani juga masih harus menanti persetujuan dari lembaga dana moneter internasional (IMF) sebelum utangnya jatuh tempo pada akhir pekan ini.

         Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa penguatan rupiah juga didukung sejumlah mata uang kawasan Asia yang berada di area positif.

         "Masih adanya kecenderungan pelemahan dolar AS di eksternal dapat memberikan kesempatan bagi rupiah untuk melanjutkan kenaikan," katanya.

         Ia mengemukakan bahwa laju mata uang yen Jepang dan yuan Tiongkok cenderung positif menyusul ekspektasi perbaikan ekonomi di masing-masing negara itu.

         "Namun demikian, pada pekan ini pergerakan rupiah akan dipengaruhi rilis data tenaga kerja AS berupa klaim pengangguran," katanya. ***3***

Pewarta: Oleh Zubi Mahrofi

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015