Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu memprediksi inflasi daerah itu pada April berkisar pada angka 0,1-0,5 persen.

"Memang Januari dan Februari mengalami deflasi, namun karena adanya perubahan harga bahan bakar minyak, memberi pengaruh harga bahan pokok di Bengkulu sehingga membuat inflasi pada Maret, dan kita perkirakan pada April ini juga tetap mengalami inflasi," kata Deputi Kepala Perwakilan Keuangan BI Bengkulu, Christin Sidabutar, di Bengkulu, Rabu.

Tercatat sejumlah bahan pokok seperti beras dan cabai mengalami penurunan harga, tetapi biaya transportasi mengalami kenaikan, hal itu tetap memberi pengaruh besar terhadap harga bahan pokok yang dijual di pasar daerah itu.

"Pada umumnya, kebutuhan pokok Provinsi Bengkulu masih disuplai dari daerah luar, harga bahan pokok memang turun, tetapi ongkos naik, akhirnya harganya tetap tinggi di masyarakat kita," kata dia.

Pada Maret, Provinsi Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,19 persen karena adanya kenaikan bahan bakar minyak dan memberikan dampak langsung terhadap inflasi sebesar 0,23 persen.

Sementara kenaikan bensin dan solar juga memberikan dampak tidak langsung terhadap tarif angkutan dengan sumbangan inflasi sebesar 0,6 persen.

"Sedangkan dampak tidak langsung terhadap komoditas yakni sebesar 0,14 persen," ucapnya usai pertemuan Tim pengendali inflasi daerah Provinsi Bengkulu.

Untuk jenis komoditas yang mengalami peningkatan harga pada minggu kedua April 2015, kata Christin, seperti  daging ayam ras, tomat, udang, kacang panjang dan rokok.

"Yang mengalami penurunan, komoditas pokok beras dan cabai, untuk buah-buahan seperti jeruk mengalami penurunan harga," ujarnya.

Inflasi diperkirakan berlanjut hingga April juga dikarenakan menjelang bulan puasa Ramadhan, setiap tahunnya, masyarakat mengalami peningkatan konsumsi jelang dan saat puasa.***3***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015