Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu melakukan pengecekan lahan pertanian yang mengalami kekeringan di wilayah itu.

Kepala Distankan Rejang Lebong Zulkarnain di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG jika puncak musim kemarau yang terjadi di Tanah Air pada bulan September sehingga petani harus menunda penanaman padi atau menggantinya dengan tanaman lain yang tidak banyak membutuhkan air.

"Kita sedang melakukan pendataan ke lapangan guna mendata sawah yang mengalami kekeringan. Untuk sementara ini datanya sudah ada empat hektare sawah yang mengalami kekeringan dan tujuh hektare berpotensi kekeringan," kata dia.

Dia menjelaskan data sementara lahan pertanian yang mengalami kekeringan ini berada di Kelurahan Talang Benih, Kecamatan Curup. 

"Kalangan petani kita minta agar menggunakan air dengan bijak terutama lahan pertanian dengan sistem termin. Kita juga minta petani bersama dengan kelompoknya untuk melakukan gotong-royong melakukan pembersihan saluran irigasi agar airnya bisa mengalir," kata dia.

Areal persawahan dilokasi ini, kata dia, mengalami kekeringan akibat air irigasi menyusut serta banyaknya sampah yang menyumbat saluran irigasi sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik, dan mengakibatkan sawah di bagian hilir kekeringan.

Untuk membantu petani yang sawahnya kekeringan tersebut pihaknya telah menyiapkan brigade alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa mesin pompa air.

Menurut dia, brigade alat dan mesin pertanian ini bisa dipakai oleh kelompok tani, namun biaya operasionalnya untuk pembelian BBM dan pengoperasiannya ditanggung oleh masing-masing kelompok tani, karena pihaknya belum menyiapkan anggarannya.

Dia mengimbau kalangan petani padi di Kabupaten Rejang Lebong agar menunda penanaman padi, dan menggantinya dengan tanaman pangan lain yang tidak banyak membutuhkan air seperti jagung maupun umbi-umbian.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023