Bengkulu, (Antara) - Komandan TNI Angkatan Laut Bengkulu Letkol Laut (P) Amrin Rosihan Hendrotomo mengatakan penyusutan daratan akibat abrasi di Pulau Tikus, Bengkulu cukup mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera.

"Kalau tidak ada langkah segera maka pulau ini bisa hilang," kata dia di Pulau Tikus, Bengkulu, Kamis.

Pulau Tikus merupakan pulau terdekat dari Kota Bengkulu yang dapat ditempuh menggunakan perahu nelayan selama 60 menit.

Danlanal mengatakan luas daratan pulau yang ditopang terumbu karang seluas 200 hektare itu awalnya mencapai 2 hektare, namun saat ini hanya tersisa 0,65 hektare.

Keganasan ombak Samudera Hindia masih dapat ditemui di pulau tersebut berupa pohon kelapa dan ketapang yang tumbang.

Bahkan sejumlah bangunan milik penjaga suar Pulau Tikus yang ambruk dan pun masih dapat disaksikan.

"Pemerintah pusat dan daerah harus duduk bersama untuk menyelamatkan pulau ini," ucapnya.

Danlanal mengatakan Pulau Tikus memiliki peran sangat strategis. Meski bukan merupakan pulau terluas, namun pulau itu memiliki fungsi besar bagi perairan Bengkulu, termasuk masyarakat nelayan.

Petugas Menara Suar Tikus DSI 2490 Adelbert Gultom mengatakan ancaman abrasi di wilayah timur pulau sangat parah, sehingga rumah petugas suar dan menara terpaksa dipindahkan ke wilayah barat.

"Abrasi mempercepat penyusutan daratan, bahkan dalam dua tahun ini hilang 1,5 meter," kata dia.

Pada 2012 tambahnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok, melakukan pengukuran Pulau Tikus, yang mencatat luasan pulau tersisa hanya 0,8 hektare.

Lalu saat penetapan sertifikat daratan Pulau Tikus yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bengkulu, luas daratan tersisa 0,65 hektare.

Vegetasi tanaman seperti kelapa, ketaping dan cemara laut juga tumbang dan mati akibat tingginya terjangan gelombang.

***1***

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015