Kuala Lumpur (Antara) - Sejumlah penyair perempuan dari Indonesia dan Malaysia telah menghimpun karya-karyanya menjadi sebuah buku kumpulan puisi yang mengedepankan isu dan persoalan pada tingkat global dan lokal melalui nuansa halus dan berseni.

Peluncuran buku ini dilaksanakan dalam pameran Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF 2015) di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu.

Susetiyaningsih Sastroprawiro atau biasa disebut Soesi Sastro, penyair wanita Indonesia yang turut menyumbangkan sejumlah puisinya menyebutkan buku ini merupakan hasil kerja sama pihak Yayasan Pustaka Obor Indonesia dengan Istitut Terjemahan & Buku Malaysia (ITBM).

"Ini (kumpulan puisi) adalah buku kedua. Sebelumnya juga telah diterbitkan buku Antologi Cerpen Indonesia-Malaysia pada 2013 lalu," ungkapnya.

Soesi berharap melalui wahana kesusastraan ini dapat mempererat kerja sama di bidang sastra dan budaya serumpun.

Untuk ke depannya, lanjut dia, pihak penulis juga akan mengembangkan kerja sama dengan pihak Singapura.

Dalam buku ini terdapat 10 penulis dari Indonesia dan Malaysia dan setiap penulis menyampaikan masing-masing 10 karya puisi.

Target pemasaran di Indonesia diakuinya masih terbatas pada kalangan yang ingin tahu lebih mendalam karya-karya sastra.

Untuk itu, dia berharap materi pelajaran kesusastraan diberikan secara baik di sekolah-sekolah di Indonesia agar anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya melalui karya-karya sastra.

"Saya berharap pelajaran sastra kembali digalakkan disekolah-sekolah," ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya KBRI Kuala Lumpur, Trigustono Supriyanto berharap karya-karya gemilang yang dihasilkan antar insan seni dua negara serumpun ini terus berkembang.

Dikatakannya, kerja sama penerbitan buku ini turut pula memberikan kontribusi dalam membangun dan menjaga hubungan yang harmonis antara Indonesia dan Malaysia.

"Khususnya dalam konteks hubungan antar masyarakat agar menjadi lebih erat lagi," ucapnya. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015