Rejanglebong (Antara) - Penderita Demam Berdarah Dengue yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Curup Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu dalam empat bulan ini mencapai 42 orang.

"Hingga akhir April 2015, jumlah pasien DBD yang menjalani perawatan di RSUD Curup mencapai 42 orang, dan kemungkinan masih akan terus bertambah karena saat ini mulai memasuki perubahan musim," kata Direktur RSUD Curup Tanzilul Azhar, didampingi Kasi Rekam Medis, Sri Maryati, di Rejanglebong, Senin.

Pasien DBD yang menjalani perawatan di RSUD Curup ini, kata dia lagi, terbanyak pada bulan Januari yakni 19 orang, Februari 12 orang, Maret tujuh pasien, dan April empat pasien.

Warga yang menjalani perawatan itu, semuanya dinyatakan positif terkena DBD setelah menjalani diagnosa serta uji laboratorium.

Warga yang terserang DBD dan telah menjalani perawatan di RSUD setempat, ujar dia, adalah anak-anak hingga orang dewasa.

Para penderita DBD ini sebagian besar berasal dari 15 kecamatan di Rejanglebong, dan selebihnya berasal dari Kabupaten Kepahiang dan Lebong terutama sejumlah kecamatan yang berada di perbatasan antardaerah.

Jumlah pasien DBD yang menjalani perawatan di daerah itu pada tahun ini, lanjut dia, cenderung meningkat mengingat sepanjang 2014 lalu pasien penyakit serupa hanya 55 orang.

Empat pasien DBD yang menjalani perawatan pada April ini, kata dia, di antaranya warga Jalan Kartini Kecamatan Curup, kemudian warga Desa Perbo Kecamatan Curup Utara, warga Kelurahan Talang Rimbo Baru Kecamatan Curup Tengah, serta satu pasien lainnya merupakan warga Jalan Sapta Marga Kecamatan Curup Selatan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Rejanglebong, Ahmad Juli, mengingatkan masyarakat setempat untuk mewaspadai penyebaran DBD di daerah itu terutama memasuki pancaroba saat ini.

"Saat ini mulai memasuki pancaroba, sehingga memungkinkan penyebaran DBD, sehingga warga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.

Selain itu, petugas puskesmas masing-masing kecamatan dan perangkat pemerintahan desa serta kelurahan diminta untuk melakukan gerakan kebersihan lingkungan, serta menyosialisasikan Gerakan 3M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat air, dan mengubur barang bekas, katanya pula.

Merebaknya kasus DBD di daerah ini, menurut dia, selain pengaruh perubahan musim dari kemarau ke musim hujan, juga kurang kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan sehingga lingkungan kotor dan menjadi tempat pengembangbiakan jentik nyamuk penyebar DBD dan berpotensi menimbulkan penyakit lainnya.

Langkah-langkah yang telah diambil pihaknya, kata dia lagi, adalah menyosialisasikan gerakan menjaga kebersihan lingkungan berupa 3M dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), serta melakukan pengasapan terutama di lingkungan warga yang dinyatakan positif terkena DBD dalam radius 50 meter.***4*** 

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015