Nama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tengah mewarnai pemberitaan media nasional seusai dikabarkan hilang kontak karena terjadi pengusutan dugaan kasus rasuah di kementerian tersebut.
Syahrul hilang kontak usai kunjungan kerja ke Italia dan Spanyol sebagaimana diungkapkan pertama kali oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10). Hal itu berbarengan dengan Syahrul yang diincar Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan kasus korupsi di Kementerian Pertanian.
Wamentan Havick mengatakan tidak dapat menghubungi Syahrul sejak politisi asal Sulawesi Selatan itu dijadwalkan pulang dari kunjungan kerjanya di Eropa.
Baca juga: Terkait keberadaan Mentan, Jokowi: Ditunggu saja
Baca juga: Wakil Menteri: Sudah tiga hari hilang komunikasi dengan Mentan
"Sabtu (30/9) atau Minggu (1/10), harusnya (Syahrul Yasin Limpo) sudah kembali (ke Indonesia). Baru dua, tiga hari (tidak bisa berkomunikasi dengan SYL)," kata Harvick usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD pada Rabu juga mengatakan belum mengetahui keberadaan Mentan Syahrul. "Soal dia (Syahrul Yasin Limpo) ada di mana sekarang, kami (Pemerintah) tidak tahu juga," kata Mahfud.
Seiring ada dugaan kasus korupsi terkait Syahrul, Mahfud mengatakan menyatakan akan membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pengusutan dugaan kasus rasuah di Kementerian Pertanian sesuai kapasitas yang dimiliki.
Baca juga: Menkumham sebut Mentan Syahrul Yasin Limpo masih berada di luar negeri
Baca juga: Polri selidik 12 senjata api di rumah Mentan SYL
Namun, lanjutnya, soal menghilangnya Syahrul Yasin Limpo, pemerintah juga belum mengetahui keberadaan yang bersangkutan.
Mahfud mengaku dirinya sudah mengetahui informasi tentang penetapan SYL sebagai tersangka kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian.
"Bahwa dia (Syahrul Yasin Limpo) sudah ditetapkan tersangka, saya sudah dapat informasi. Kalau eksposenya itu kan sudah lama, tapi resminya (status) tersangka itu sudah digelarkanlah," kata Mahfud MD di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Adapun secara lebih gamblang warganet banyak yang mencari-cari latar belakang soal Syahrul Yasin Limpo yang kini menjadi "headline" pemberitaan di sejumlah media massa. Berikut ini lebih detil sepak terjang SYL.
Baca juga: KPK geledah rumah dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo
Baca juga: KPK tegaskan tak ada motif politik terkait penyidikan di Kementan
1. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan
Syahrul bukan orang asing bagi warga Makassar dan sekitarnya karena ia adalah Gubernur Sulawesi Selatan dua periode 2008-2018. Pria kelahiran Makassar, 16 Maret 1955 itu pernah menjadi bupati dan wakil gubernur.
SYL, begitu kerap ia disebut, pernah menjadi Bupati Gowa pada 1994-2002 dan wagub Sulsel 2003-2008.
Beberapa tahun usai kelar memimpin Sulsel pada 2018, ia ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertanian periode 2019-2024.
Lulusan Hukum Universitas Hasanuddin tersebut juga pernah menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (ad interim) selama beberapa hari karena kekosongan kepemimpinan. Saat itu, Menteri KP definitif Edhy Prabowo yang dicokok KPK.
Baca juga: KPK: 49 pejabat dan ASN Kementan telah dimintai keterangan
Baca juga: Wakil Menteri: Sudah tiga hari hilang komunikasi dengan Mentan
Sementara pelaksana menteri KP (ad interim) yaitu Luhut Binsar Pandjaitan sedang bertugas di Jepang sehingga Syahrul mengisi posisi sementara.
2. Berganti-ganti partai
Dunia politik memiliki sifat cair sehingga lazim terjadi sejumlah politisi beralih partai. Syahrul pernah menjadi fungsionaris elit Partai Nasional Demokrat.
SYL juga telah malang-melintang ke sejumlah partai besar, dimulai dari Partai Golkar pada 1994-2007, PDI-Perjuangan tahun 2007-2009, kemudian kembali ke Partai Golkar 2009-2018 dan 2018 hingga sekarang bergabung di Partai Nasdem.
Syahrul merupakan anak kedua dari Kol. (Purn) H.M. Yasin Daeng Limpo dan Nurhayati. Klan atau Keluarga Limpo dikenal memegang banyak posisi penting di bidang pemerintahan dan politik di Sulawesi Selatan. Yasin Limpo Senior selain sebagai tokoh pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Sulawesi Selatan, juga turut menjadi pendiri Partai Golkar di Sulsel.
Karir berpolitik ini tidak hanya mengalir kepada Syahrul Yasin Limpo, tetapi juga sang adik, Alm. Ichsan Yasin Limpo, yang pernah menjabat Bupati Gowa selama dua periode berturut-turut tahun 2005--2015.
3. Rekam pendidikan yang baik
Syahrul Yasin mengenyam pendidikan sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar kelulusan tahun 1983. Kemudian ayah tiga anak tersebut melanjutkan program Pasca Sarjana S2 di LAN Tahun 1999 dan Universitas Hasanuddin Tahun 2004.
Gelar doktor pun ia peroleh dari universitas tanah kelahirannya, Universitas Hasanuddin Tahun 2008.
4. Berpengalaman di dunia pertanian
Pada tahun pertamanya menjadi Gubernur Sulsel, Syahrul menargetkan peningkatan posisi Sulawesi Selatan sebagai provinsi penyangga beras untuk kebutuhan nasional. Target produksi padi pada 2008 sebanyak 4.042.471 ton gabah kering giling (GKG) yang didukung luas lahan sekitar 792.641 ha dengan tingkat produktivitas 51,00 kuintal/ha.
Baca juga: KPK jadwalkan periksa Mentan Syahrul Yasin Limpo pada 19 Juni
Baca juga: Akademisi yakin KPK profesional usut kasus dugaan korupsi Kementan
Sementara itu, target tanam padi untuk musim tanam 2009 seluas 868.411 ha dengan sasaran produksi 5.084.323 ton GKG dengan produktivitas 58,55 kwintal/ha.
Pada tahun 2009, pergerakan ekonomi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sekitar 7, 8 persen, atau terbaik yang pernah dicapai provinsi tersebut kala itu, dari sebelumnya sekitar 7,4 persen.
Hal ini dipicu dengan surplusnya produksi jagung mencapai 1,5 juta ton, bahkan Sulsel saat itu mampu mengekspor sekitar 8.000 ton jagung ke Malaysia dan Filipina.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Syahrul hilang kontak usai kunjungan kerja ke Italia dan Spanyol sebagaimana diungkapkan pertama kali oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10). Hal itu berbarengan dengan Syahrul yang diincar Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan kasus korupsi di Kementerian Pertanian.
Wamentan Havick mengatakan tidak dapat menghubungi Syahrul sejak politisi asal Sulawesi Selatan itu dijadwalkan pulang dari kunjungan kerjanya di Eropa.
Baca juga: Terkait keberadaan Mentan, Jokowi: Ditunggu saja
Baca juga: Wakil Menteri: Sudah tiga hari hilang komunikasi dengan Mentan
"Sabtu (30/9) atau Minggu (1/10), harusnya (Syahrul Yasin Limpo) sudah kembali (ke Indonesia). Baru dua, tiga hari (tidak bisa berkomunikasi dengan SYL)," kata Harvick usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD pada Rabu juga mengatakan belum mengetahui keberadaan Mentan Syahrul. "Soal dia (Syahrul Yasin Limpo) ada di mana sekarang, kami (Pemerintah) tidak tahu juga," kata Mahfud.
Seiring ada dugaan kasus korupsi terkait Syahrul, Mahfud mengatakan menyatakan akan membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pengusutan dugaan kasus rasuah di Kementerian Pertanian sesuai kapasitas yang dimiliki.
Baca juga: Menkumham sebut Mentan Syahrul Yasin Limpo masih berada di luar negeri
Baca juga: Polri selidik 12 senjata api di rumah Mentan SYL
Namun, lanjutnya, soal menghilangnya Syahrul Yasin Limpo, pemerintah juga belum mengetahui keberadaan yang bersangkutan.
Mahfud mengaku dirinya sudah mengetahui informasi tentang penetapan SYL sebagai tersangka kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian.
"Bahwa dia (Syahrul Yasin Limpo) sudah ditetapkan tersangka, saya sudah dapat informasi. Kalau eksposenya itu kan sudah lama, tapi resminya (status) tersangka itu sudah digelarkanlah," kata Mahfud MD di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Adapun secara lebih gamblang warganet banyak yang mencari-cari latar belakang soal Syahrul Yasin Limpo yang kini menjadi "headline" pemberitaan di sejumlah media massa. Berikut ini lebih detil sepak terjang SYL.
Baca juga: KPK geledah rumah dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo
Baca juga: KPK tegaskan tak ada motif politik terkait penyidikan di Kementan
1. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan
Syahrul bukan orang asing bagi warga Makassar dan sekitarnya karena ia adalah Gubernur Sulawesi Selatan dua periode 2008-2018. Pria kelahiran Makassar, 16 Maret 1955 itu pernah menjadi bupati dan wakil gubernur.
SYL, begitu kerap ia disebut, pernah menjadi Bupati Gowa pada 1994-2002 dan wagub Sulsel 2003-2008.
Beberapa tahun usai kelar memimpin Sulsel pada 2018, ia ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertanian periode 2019-2024.
Lulusan Hukum Universitas Hasanuddin tersebut juga pernah menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (ad interim) selama beberapa hari karena kekosongan kepemimpinan. Saat itu, Menteri KP definitif Edhy Prabowo yang dicokok KPK.
Baca juga: KPK: 49 pejabat dan ASN Kementan telah dimintai keterangan
Baca juga: Wakil Menteri: Sudah tiga hari hilang komunikasi dengan Mentan
Sementara pelaksana menteri KP (ad interim) yaitu Luhut Binsar Pandjaitan sedang bertugas di Jepang sehingga Syahrul mengisi posisi sementara.
2. Berganti-ganti partai
Dunia politik memiliki sifat cair sehingga lazim terjadi sejumlah politisi beralih partai. Syahrul pernah menjadi fungsionaris elit Partai Nasional Demokrat.
SYL juga telah malang-melintang ke sejumlah partai besar, dimulai dari Partai Golkar pada 1994-2007, PDI-Perjuangan tahun 2007-2009, kemudian kembali ke Partai Golkar 2009-2018 dan 2018 hingga sekarang bergabung di Partai Nasdem.
Syahrul merupakan anak kedua dari Kol. (Purn) H.M. Yasin Daeng Limpo dan Nurhayati. Klan atau Keluarga Limpo dikenal memegang banyak posisi penting di bidang pemerintahan dan politik di Sulawesi Selatan. Yasin Limpo Senior selain sebagai tokoh pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Sulawesi Selatan, juga turut menjadi pendiri Partai Golkar di Sulsel.
Karir berpolitik ini tidak hanya mengalir kepada Syahrul Yasin Limpo, tetapi juga sang adik, Alm. Ichsan Yasin Limpo, yang pernah menjabat Bupati Gowa selama dua periode berturut-turut tahun 2005--2015.
3. Rekam pendidikan yang baik
Syahrul Yasin mengenyam pendidikan sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar kelulusan tahun 1983. Kemudian ayah tiga anak tersebut melanjutkan program Pasca Sarjana S2 di LAN Tahun 1999 dan Universitas Hasanuddin Tahun 2004.
Gelar doktor pun ia peroleh dari universitas tanah kelahirannya, Universitas Hasanuddin Tahun 2008.
4. Berpengalaman di dunia pertanian
Pada tahun pertamanya menjadi Gubernur Sulsel, Syahrul menargetkan peningkatan posisi Sulawesi Selatan sebagai provinsi penyangga beras untuk kebutuhan nasional. Target produksi padi pada 2008 sebanyak 4.042.471 ton gabah kering giling (GKG) yang didukung luas lahan sekitar 792.641 ha dengan tingkat produktivitas 51,00 kuintal/ha.
Baca juga: KPK jadwalkan periksa Mentan Syahrul Yasin Limpo pada 19 Juni
Baca juga: Akademisi yakin KPK profesional usut kasus dugaan korupsi Kementan
Sementara itu, target tanam padi untuk musim tanam 2009 seluas 868.411 ha dengan sasaran produksi 5.084.323 ton GKG dengan produktivitas 58,55 kwintal/ha.
Pada tahun 2009, pergerakan ekonomi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sekitar 7, 8 persen, atau terbaik yang pernah dicapai provinsi tersebut kala itu, dari sebelumnya sekitar 7,4 persen.
Hal ini dipicu dengan surplusnya produksi jagung mencapai 1,5 juta ton, bahkan Sulsel saat itu mampu mengekspor sekitar 8.000 ton jagung ke Malaysia dan Filipina.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023