Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Doha, Jumat (13/10), untuk membahas upaya mencegah konflik Israel-Palestina meluas.

Dalam jumpa pers bersama setelah pertemuan, Blinken juga mengatakan AS tengah bekerja secara intensif untuk menjamin pembebasan sandera yang dibawa ke Gaza oleh para pejuang Hamas sejak Sabtu akhir pekan lalu.

"AS dan Qatar memiliki tujuan yang sama untuk mencegah penyebaran konflik ini. Kami membahas secara terperinci upaya kami untuk mencegah aktor mana pun –-negara atau non-negara-– menciptakan front baru dalam konflik ini," kata Blinken, seperti dikutip dalam keterangan Departemen Luar Negeri AS.

Blinken sedang berada di Timur Tengah untuk mengunjungi Israel, Yordania, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir pada 11-15 Oktober guna bertemu dengan para pejabat negara-negara itu.

Sementara itu, Al Thani mengatakan bahwa selain meredakan ketegangan yang paling penting untuk dilakukan saat ini adalah memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai Jalur Gaza dengan aman di tengah pengepungan total militer Israel.

Dalam pertemtuan tersebut, Al Thani juga menekankan pentingnya solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina. Dia menyatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah jika tidak ada solusi yang adil untuk masalah Palestina.

"Oleh karena itu, komunitas internasional harus berusaha untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina, yang mencakup pembentukan negara Palestina merdeka di atas wilayah garis perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," katanya.

Perang Israel-Hamas yang telah berlangsung sejak pekan lalu terus berlanjut.

Pada Jumat pagi waktu setempat, militer Israel memberikan ultimatum kepada warga sipil di kota Gaza, yang dihuni oleh lebih dari satu juta jiwa, agar mengungsi ke wilayah selatan Jalur Gaza dalam waktu 24 jam.

Ribuan ribu warga Gaza pada Sabtu sudah pergi mengungsi dari tempat tinggal mereka karena mengkhawatirkan serangan darat Israel.

Kecaman terhadap seruan evakuasi Israel itu datang berbagai pihak. Sekretaris Jenderal Liga Arab Aboul Gheit pada Jumat mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melakukan intervensi guna mencegah evakuasi warga Gaza.

Ia menyebut tuntutan Israel untuk memindahkan orang-orang Palestina dari Gaza adalah pelanggaran yang jelas terhadap Konvensi Jenewa Keempat, yang salah satunya mengatur larangan perpindahan penduduk secara paksa.

Mesir pada Jumat juga mengecam tindakan Israel itu, yang diperingatkannya akan menjadi “pelanggaran berat” terhadap hukum kemanusiaan internasional serta membahayakan kehidupan warga Gaza dengan menempatkan ratusan ribu orang di wilayah yang tidak layak menampung mereka.

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023