Rejanglebong (Antara) - Perkembangan harga kakao di Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, sejak sebulan belakangan mengalami kenaikan yang cukup drastis dari Rp20.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.

"Saat ini harga beli kakao dari petani sudah Rp25.000 per kg, harga ini mengalami kenaikan jika dibandingkan sebulan lalu seharga Rp20.000 per kg," kata Gunawan pimpinan UD Bersama Kelurahan Kepala Siring Kecamatan Curup Tengah,di Rejanglebong, Rabu.

Kenaikan harga beli kakao di tingkatan petani di daerah tersebut kata dia, akibat menurunnya harga beli kopi biji asalan yang saat ini mengalami penurunan dari Rp20.000 per kg menjadi Rp18.000 per kg.

Biji kakao yang ditampungnya itu tambah dia, berasal dari sejumlah kecamatan di Rejanglebong seperti dari Kecamatan Padang Ulak Tanding serta lima kecamatan dalam Kota Curup. Kemudian dari Kabupaten Kepahiang dan Kebupaten Lebong.

Biji kakao yang dibelinya ini selanjutnya dipasarkan ke beberapa pabrik pengolahan cokelat di Provinsi Lampung dan Padang, Sumbar. Pengiriman kakao kering ke sejumlah pabrik pengolahan ini per 10 harinya berkisar antara enam sampai tujuh ton, dengan harga jual ke pabrik Rp30.000 per kg.

Sedangkan tingkat penampungan kakao kering kata dia, gudang miliknya dalam setiap bulannya bisa mencapai puluhan ton.

Sementara itu untuk pembelian biji kopi asalan pihaknya hanya menampung dari pedagang pengumpul yang biasa membeli biji kopi masyarakat di setiap kecamatan. Biji kopi asalan ini juga dipasarkan ke Provinsi Lampung, Palembang hingga ke pulau Jawa.

"Untuk kopi bijian ini kebanyakan berasal dari 15 kecamatan di Rejanglebong, kalau ada dari kabupaten lainnya jumlahnya sedikit," ujarnya.***3***

Pewarta: Oleh Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015