Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi mengutuk keras serangan terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis di wilayah konflik.

Dia meminta semua pihak berkonflik Israel dan Palestina untuk memastikan bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan tidak menjadi sasaran kekerasan serta diberikan akses yang aman untuk merawat korban yang terluka.

“Sebagai dokter, kami mempunyai kewajiban etik untuk menempatkan keselamatan pasien dan komunitas masyarakat sipil di atas segalanya,” kata Adib dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

PB IDI menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas hilangnya nyawa di kedua belah pihak yang berkonflik, khususnya bagi para profesional medis yang kehilangan nyawa saat memberikan layanan penyelamatan nyawa kepada masyarakat.

Sebagai organisasi profesi medis, PB IDI berkomitmen untuk dapat menyebarkan informasi tentang pentingnya perawatan medis yang etis, serta tujuan perdamaian dunia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.

World Medical Association (WMA) atau Asosiasi Medis Dunia beserta PB IDI mengeluarkan seruan mendesak kepada semua pihak yang berkonflik untuk mematuhi norma-norma Hukum Humaniter Internasional (IHL) untuk tidak menyerang fasilitas medis dan kendaraan tenaga kesehatan serta melindungi tenaga kesehatan.

Meski pada wilayah konflik, petugas kesehatan harus diberikan sumber daya yang mereka perlukan untuk merawat semua pasien dengan penuh kasih sayang dan sesuai dengan nilai etika profesi dan netralitas medis.

Koridor kemanusiaan harus digunakan untuk memastikan pengiriman pasokan medis penting dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Jalur Gaza dengan aman.

Asosiasi Medis Dunia dan PB IDI mengajukan permohonan yang kuat kepada kedua belah pihak untuk menyelamatkan warga sipil, rumah sakit, dan layanan penting lainnya.

Sebelumnya, seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia di Jenewa berkata pada Selasa bahwa "bencana kesehatan masyarakat" bakal segera terjadi di Gaza.

Serangan udara pada Senin malam di luar Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Utara menyebabkan pemadaman listrik. Para dokter mengkhawatirkan nyawa 250 warga Palestina yang terluka dan dirawat di sana karena bahan bakar hampir habis.

Otoritas kesehatan Gaza mengungkapkan 8.306 orang, termasuk 3.457 anak di bawah umur, tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober. PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk sipil Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa kehilangan tempat tinggal.*

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023