Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae) korban jerat pemburu liar bernama "Dara", Senin kembali menjalani operasi keempat untuk "merapikan" jari kaki depan yang sebelumnya telah diamputasi oleh tim kesehatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.

"Operasi keempat ini untuk merapikan tulang jari kaki yang masih menonjol sebab amputasi pertama dan kedua yang dilakukan saat evakuasi Dara dari hutan dalam kondisi darurat," kata dokter satwa liar BKSDA Bengkulu Erni Suyanti Musabine usai operasi yang dilakukan di Kantor BKSDA Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan operasi keempat yang diharapkan menjadi operasi terakhir bagi harimau betina itu merupakan bantuan dari lembaga internasional asal Perancis.

Seluruh proses operasi mulai dari pembiusan, bahkan kisah penyelamatan Dara dari lokasi Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Rami Kabupaten Mukomuko pada awal Februari 2012 juga turut didokumentasikan.

"Kami dibantu peralatan jgua sehingga proses operasi lebih cepat dan berharap Dara cepat pulih," katanya.

Erni mengatakan secara umum kondisi kesehatan Dara terus membaik dalam perawatan petugas kesehatan BKSDA Bengkulu.

Luka bekar jerat yang sudah diamputasi sudah mengering dan sudah mulai bisa menapak sehingga dilakukan operasi keempat untuk merapikan tulang jari kaki depan yang menonjol.

Harimau betina yang diperkirakan berumur 4 hingga 6 tahun itu dievakuasi dari Hutan Produksi Terbatas Air Rami Kabupaten Mukomuko pada pertengahan Februari 2012.

Saat dievakuasi, kondisinya cukup parah sebab jari kaki depan nyaris putus akibat gesekan sling jerat pemburu.
"Saat evakuasi kondisinya sangat parah, kami terpaksa melakukan amputasi di lokasi," katanya.

Amputasi kedua dilakukan dalam perjalanan dari lokasi evakuasi menuju Kantor BKSDA Bengkulu dengan jarak tempuh 200 kilometer. Sedangkan operasi ketiga dilaksanakan di Kantor BKSDA Bengkulu.

Saat ini Dara sudah kehilangan tiga jari kaki depan sebelah kanan dan empat jari kaki depan sebelah kiri.

Dengan kondisi ini, satwa terancam punah ini dipastikan akan kesulitan bertahan hidup jika dilepasliarkan ke habitatnya.

"Sebab alat vital untuk berburu mencari mangsa sudah hilang yakni jari kaki depannya," tambahnya.

Untuk pemulihan jari kakinya, Dara masih menjalani perawatan di Kantor BKSDA Bengkulu.

Setiap hari, harimau itu menghabiskan 7 kilogram daging sehingga berat badannya terus bertambah.

Respons terhadap suasana sekitar juga masih tinggi yang dibuktikan dengan keberadaan sejumlah petugas BKSDA yang memasuki area kandang darurat selalu berhasil membuat harimau itu siaga.

"Nalurinya masih sangat bagus untuk hidup di alam liar, tapi kondisi tubuhnya tidak memungkinkan, tapi kami belum memutuskan apakah dikembalikan ke habitat atau ke tempat lain," katanya.(rni)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012