Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu memperkirakan produksi padi pada 2023 di provinsi berjuluk "Bumi Rafflesia" itu akan mencapai 277.310 ton dalam bentuk gabah kering giling (GKG).

"Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 277.310 ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 4.300 ton GKG atau 1,53 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 281.610 ton GKG," kata Kepala Bagian Umum BPS Provinsi Bengkulu Sahranudin di Bengkulu, Rabu.
 
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi GKG tertinggi pada 2023 adalah Kabupaten Bengkulu Selatan, Lebong, dan Seluma. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Kepahiang, Kota Bengkulu, dan Kabupaten Bengkulu Tengah.
 
Lebih lanjut, kata dia, luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 56.803 hektare, mengalami penurunan sebanyak 349 hektare atau 0,61 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 57.152 hektare.
 
"Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 159.721 ton, mengalami penurunan sebanyak 2.477 ton atau 1,53 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 162.197 ton," kata dia.
 
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Sisardi mengatakan provinsi tersebut ikut terdampak El Nino pada semester kedua 2023.
 
Beberapa lahan pertanian padi di Bengkulu mengalami kekeringan, namun ketersediaan beras untuk daerah tersebut masih mencukupi sepanjang 2023 karena ada sejumlah daerah yang pertanian padinya tidak terdampak El Nino.
 
"Kebetulan ada daerah yang bahkan produksinya meningkat seperti di Kabupaten Lebong meskipun dalam kondisi El Nino. Terakhir panen di Lebong itu produksinya kami catat meningkat di saat El Nino, tapi beberapa kabupaten lain memang mengalami kekeringan," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023