Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Petugas kesehatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melakukan tes terhadap Harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatra) korban jerat pemburu liar untuk memastikan dugaan kehamilan satwa itu.

"Ada dugaan harimau yang kita beri nama Dara itu hamil jadi untuk memastikan itu kami memeriksa rahimnya," kata dokter satwa liar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Erni Suyanti Musabine di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan ada dugaan harimau betina korban jerat pemburu liar dari Hutan Produksi Terbatas Air Rami Kabupaten Mukomuko itu dalam kondisi hamil.

Hal itu setelah dilakukan pemeriksaan bagian perut dan puting susu yang membesar dan berbeda dengan kondisi harimau betina normal lainnya.

"Setelah kami periksa rahim dan uterus serta bagian dalam lainnya, hasilnya negatif," katanya.

Pemeriksaan kehamilan Dara dilakukan serentak dengan operasi transplantasi bagian kaki depan yang terkena jerat pemburu liar.

Operasi tersebut mendapat bantuan dari dokter satwa liar dari Prancis, Norin Chai.

Bantuan peralatan seperti ultrasonography dan beberapa obat serta alat medis lainnya yang tidak tersedia di Bengkulu juga dibantu oleh lembaga internasional dari Prancis.

Erni mengatakan secara umum kondisi kesehatan Dara terus membaik yang ditandai dengan bertambahnya berat badan mencapai 80 kilogram dibanding pertamakali dievakuasi sekitar 75 kilogram.

Luka bekas jerat yang diamputasi di lokasi evakuasi juga sudah mengering dan sudah mulai bisa menapak.

Harimau betina yang diperkirakan berumur 4 hingga 6 tahun itu dievakuasi dari Hutan Produksi Terbatas Air Rami Kabupaten Mukomuko pada pertengahan Februari 2012.

Saat dievakuasi, kondisinya cukup parah sebab jari kaki depan nyaris putus akibat gesekan sling jerat pemburu.

"Saat evakuasi kondisinya sangat parah, terutama kaki depan sehingga terpaksa diamputasi di lokasi terkena jerat," katanya.

Amputasi kedua dilakukan dalam perjalanan dari lokasi evakuasi menuju Kantor BKSDA Bengkulu dengan jarak tempuh 200 kilometer.

Saat ini Dara sudah kehilangan tiga jari kaki depan sebelah kanan dan empat jari kaki depan sebelah kiri.

Dengan kondisi ini, satwa terancam punah ini dipastikan akan kesulitan bertahan hidup jika dilepasliarkan ke habitatnya.

"Sebab alat vital untuk berburu mencari mangsa sudah hilang yakni jari kaki depannya," tambahnya.(rni)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012